WAHANANEWS.CO, Jakarta – Kecerdasan buatan saat ini makin marak dimanfaatkan oleh peretas untuk melakukan serangan siber.
Bentuknya beragam, mulai dari penipuan secara online bahkan hingga spionase yang melibatkan informasi-informasi rahasia suatu negara.
Baca Juga:
Aksi Penipuan Vespa Antik di Bekasi, 66 Korban Rugi Rp2 Miliar
Perusahaan keamanan siber Kaspersky memberi peringatan soal ancaman Dark AI atau kecerdasan buatan yang bertujuan untuk merancang kejahatan digital.
Kepala Tim Riset Analisis Global Kaspersky untuk META dan APAC, Sergey Lozhkin, menjelaskan kalau Dark AI menggunakan model bahasa besar (large language model/LLM) yang dioperasikan tanpa pengawasan khusus dan tanpa perangkat aturan tertentu.
Sebagai akibatnya, Dark AI memungkinkan untuk disalahgunakan untuk tujuan tidak etis dan merugikan seperti pembuatan malware, wording-an email phishing yang bahasanya sangat meyakinkan, sampai deepfake atau manipulasi video dan suara palsu untuk kejahatan penipuan.
Baca Juga:
Waspada! Aplikasi 68 EA GS Investment Group, Investasi Bodong Sedot Uang Warga Sumut Miliaran
Kondisi ini disebut Lozhkin sebagai keadaan yang mana AI di satu sisi membantu berbagai aspek manajemen keamanan di dunia digital tetapi di sisi lain juga jadi antitesis untuk menyerangnya.
"Kita memasuki era di mana AI bisa jadi perisai, tapi Dark AI adalah pedangnya," ujar Lozhkin dalam terangan resmi dikutip, Selasa (11/8).
Contoh Dark AI yang saat ini sedang populer adalah Black Hat GPT yang telah dimodifikasi sedemikian rupa untuk kejahatan digital. Selain itu, Dark AI lain muncul sejak tahun 2023 yang meliputi WormGPT, DarkBard, FraudGPT, dan Xanthorox.