WahanaNews.co | Bernama asli agen pengontrol kerusuhan, gas air mata merupakan gabungan dari berbagai macam senyawa kimia yang menyebabkan iritasi pada mata, hidung, tenggorokan paru-paru dan kulit.
Ketika mengenai bagian tubuh tertentu, gas air mata menyebabkan iritasi dalam hitungan detik.
Untungnya, efek gas air mata tidak bertahan lama.
Baca Juga:
GMNI Demo Kejari Gunungsitoli Terkait Kasus Defisit Rp84 Miliar, Minta Segera Ditetapkan Tersangka
Ketika sudah tidak lagi terpapar gas air mata, efek iritasi yang ditimbulkan akan menghilang dalam 15-30 menit.
Efek gas air mata
Dilansir dari situs resmi CDC, paparan gas air mata bisa menyebabkan berbagai hal berikut:
Baca Juga:
10 Pelaku Penyerangan Diskusi Forum Tanah Air di Kemang Dalam Pengejaran Polisi
1. Pada mata, gas air mata bisa menyebabkan produksi air mata yang berlebihan, rasa terbakar, pandangan buram dan mata merah.
2. Pada hidung, gas air mata menyebabkan ingus yang berlebih, rasa terbakar dan pembengkakan.
3. Pada mulut, gas air mata menyebabkan rasa terbakar, iritasi, kesulitan menelan dan air liur berlebih.
4. Pada paru-paru, gas air mata menyebabkan sesak dada, batuk-batuk, sensasi tercekik, napas pendek dan napas berbunyi.
5. Pada kulit, gas air mata bisa menyebabkan ruam hingga luka bakar
6. Selain itu, gas air mata juga bisa menyebabkan mual dan muntah.
Pada paparan jangka panjang, gas air mata bisa menyebabkan efek yang lebih serius.
Pada mata, misalnya, efeknya antara lain luka, kebutaan, katarak dan glaukoma atau kondisi mata yang bisa berujung pada kebutaan.
Jika mengenai sistem pernapasan, efek gas air mata jangka panjang antara lain asma, dan luka bakar kimia berat pada tenggorokan dan paru-paru, serta gagal pernapasan yang menyebabkan kematian.
Bisakah efek gas air mata dicegah dengan pasta gigi?
Dipaparkan oleh pakar toksikologi Dr. rer. nat (doktor ilmu sains) Budiawan, Selasa (6/9/2022); penggunaan pasta gigi yang dioleskan di sekitar mata untuk mencegah efek gas air mata hanya mitos belaka.
Baik pasta gigi maupun gas air mata, kedua bahan kimia tersebut mengandung senyawa kimia tertentu yang berpotensi menyebabkan iritasi.
Oleh karena itu, yang timbul justru sifat sinergis yang berpotensi menambah sifat iritasi.
Cara menghindari gas air mata yang benar
Daripada menggunakan pasta gigi, Budiawan lebih menyarankan untuk menggunakan pelindung wajah dan mencegah kontak terhadap gas air mata.
Dilansir dari situs resmi Physicians for Human Rights, ada beberapa hal yang dapat Anda gunakan untuk melindungi diri dari gas air mata ketika sedang berdemo, yakni:
1. Masker wajah, kenakan hingga menutupi mulut dan dagu
2. Pelindung mata yang tidak mudah remuk
3. Pakaian yang menutupi kulit sebanyak mungkin
4. Sepatu yang nyaman dan tertutup
Sebaliknya, hindari menggunakan lensa kontak yang dapat memerangkap bahan kimia seperti serbuk gas air mata. Jika Anda tetap ingin menggunakan lensa kontak, kenakan juga pelindung mata setiap saat.
Untuk alasan yang sama, hindari juga penggunaan makeup seperti eyeliner.
Penanganan jika kena gas air mata
1. Ketika gas air mata dilepaskan untuk mengontrol kerumunan, hal utama yang perlu Anda lakukan adalah meninggalkan lokasi tersebut.
2. Pergilah ke area yang lebih tinggi untuk mendapat udara segar karena gas air mata akan membentuk uap padat yang turun ke tanah.
3. Lepaskan juga pakaian yang mungkin terpapar gas air mata, namun jangan sampai mengenai area kepala. Jika pakaian berupa kaus yang harus ditarik melalui kepala, sobek pakaian untuk melepaskannya.
4. Setelah itu, segeralah cuci kulit Anda dengan air dan sabun.
5. Jika mengenai mata, cuci mata dengan air bersih selama 10-15 menit. Lepaskan dan buang lensa kontak, atau cuci kacamata dengan air dan sabun.
6. Pakaian yang telah terpapar gas air mata harus dicuci menggunakan air dan sabun atau disimpan dalam kantung sebelum dibuang. [rin]