Adapun teknologi nuklir diperlukan untuk memisahkan antara unsur radioaktif LTJ, yaitu uranium dan torium.
Dalam pengembangannya, BRIN menggandeng TNI AL, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertahanan, termasuk PT Sigma Utama dan PT Pindad.
Baca Juga:
Kapuspen TNI Bantah Perwiranya Jadi Beking Tersangka Perundungan Anak SMA di Surabaya
Pada prakteknya, pengembang telah mengaplikasikan teknologi tersebut kepada pelat kapal logam dari aluminium dan besi serta digunakan untuk melapisi permukaan kapal Patroli Keamanan Laut Sadarin TNI AL pada akhir 2018.
Inovasi cat antideteksi radar dilapiskan ke kapal sepanjang 15 meter yang membutuhkan sekitar 2.000 liter.
Hasil uji coba pada 2019 diketahui kapal tersebut tak terdeteksi radar.
Baca Juga:
Skandal Judi Online: 4.000 Prajurit TNI Kena Sanksi, Danpuspom Beri Peringatan Keras
Uji coba juga kembali dilakukan pada 2021 dengan dua buah prototipe kapal siluman dengan menggunakan radar KRI Amboina-530 dan satu kapal pemandu.
Dalam pengujiannya, dari dua prototipe, hanya satu kapal yang dilapisi cat antideteksi radar, sementara kapal lain menggunakan cat biasa seperti warna kapal milik TNI AL pada umumnya.
Hasil pengujian menunjukkan radar hanya mendeteksi kapal pemandu dan kapal dengan cat biasa.