"Ketika siklon tropis baru fase awal mulai akan terbentuk, ada yang disebut fase prakondisi, dan ini efeknya sangat besar dalam menghasilkan ketidakstabilan sekaligus ketidakpastian di atmosfer, yg memicu peningkatan pesat cuaca ekstrem," tutur dia.
Terlebih, kata Erma, ada efek perubahan iklim yang membuat siklon tropis atau badai vorteks memiliki intensitas yang semakin kuat.
Baca Juga:
Pemkot Semarang dan BRIN Sukses Budidayakan Varietas Bawang Merah Lokananta Maserati
Hasil kajian terbaru BRIN menunjukkan siklon tropis bahkan bisa dibentuk dari perairan lokal Indonesia yaitu dari Laut Banda-Maluku. Siklon tropis ini dapat dihasilkan dari pembentukan vorteks yang terus menerus membesar sehingga dapat menjadi siklon tropis, ujarnya.
Apa pemicunya? Erma mengungkap itu akibat interaksi gelombang atmosfer tropis ekuator, seperti Kelvin-Rossby. "Faktor penyebab karena menghangatnya suhu permukaan laut dalam waktu lama, berhari-hari," imbuh dia.
Sementara, faktor pemelihara kondisi ini adalah karena ada penguatan angin zonal atau meridional yang saling berlawanan arah dan bersifat konstan namun terus berlanjut.
Baca Juga:
Fenomena Langka: Badai Matahari Dahsyat Hantam Bumi, Indonesia Waspada
"Angin ini merupakan faktor penting yang dapat mendukung gerakan konstan untuk memutar sehingga vorteks berubah jadi siklon."
Hal itulah yang dideteksi pihaknya dalam beberapa hari terakhir di sekitar Indonesia.
"Selama beberapa hari terakhir, telah terjadi prakondisi bagi pembentukan pusat tekanan rendah yang berpotensi berubah menjadi vorteks di utara Australia. Efek prakondisi ini bahkan telah mengaktifkan monsun Asia, juga memperkuat angin permukaan dari utara maupun barat laut."