WahanaNews.co | Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) buka suara terkait penyebab kondisi panas terik di sejumlah wilayah di Indonesia selama sepekan terakhir.
Diketahui, dalam sepekan ini suhu maksimum di beberapa wilayah di Indonesia berkisar antara 33-36,1 derajat Celcius.
Baca Juga:
Alasan Ilmiah Mengapa Indonesia Luput dari Gelombang Panas
BMKG menyebut suhu panas hingga 36 derajat Celcius bukan karena gelombang panas.
"Suhu panas terik yang terjadi di wilayah Indonesia bukan fenomena gelombang panas. Menurut WMO (World Meteorological Organization), gelombang panas atau dikenal dengan 'heatwave" merupakan fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama 5 hari atau lebih secara berturut-turut dimana suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga 5°C atau lebih," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam keterangan tertulis, Minggu (8/5/2022).
Fenomena gelombang panas, menurut BMKG, biasanya terjadi di wilayah lintang menengah-tinggi seperti wilayah Eropa dan Amerika yang dipicu oleh kondisi dinamika atmosfer di lintang menengah.
Baca Juga:
Gelombang Panas Melanda Bangladesh, Sekolah Dibuka Kembali Setelah Libur
Sedangkan yang terjadi di wilayah Indonesia adalah fenomena kondisi suhu panas/terik dalam skala variabilitas harian.
Fenomena suhu udara terik yang terjadi pada siang hari selama ini menurut BMKG dipicu oleh beberapa hal sebagai berikut:
1. Posisi semu matahari saat ini sudah berada di wilayah utara ekuator yang mengindikasikan bahwa sebagian wilayah Indonesia akan mulai memasuki musim kemarau, dimana tingkat pertumbuhan awan dan fenomena hujannya akan sangat berkurang, sehingga cuaca cerah pada pagi menjelang siang hari akan cukup mendominasi.