Pada saat tersebut, jarak antara Bumi dan bulan menjadi lebih dekat, sehingga bulan tampak lebih besar dan lebih terang dari biasanya saat kita memandangnya dari Bumi.
Dengan kombinasi lintasan elips dan perige, supermoon menciptakan penampilan visual yang luar biasa ketika terlihat di langit, menghasilkan bulan yang tampak lebih besar dan lebih cemerlang dari pengamatan bulan pada kondisi normal.
Baca Juga:
Fenomena 'Bulan Kedua' di Bumi! Asteroid 2024 PT5 Hebohkan Netizen
Hal tersebut terjadi dalam orbit 27 hari bulan yang lebih dekat ke Bumi dan lebih jauh di lain waktu.
Fenomena supermoon terbentuk ketika bulan berada dalam fase bulan purnama dari siklus lunar 29,5 hari dan berada di perigee, titik terdekat dengan Bumi di orbitnya.
Betulkah Supermoon memengaruhi Bumi?
Baca Juga:
Jangan Lewatkan, Purnama Raksasa Blue Moon Siap Pukau Dunia Malam Ini
Peneliti Pusat Riset Antariksa Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN, Farahhati Mumtahana, mengatakan jika fenomena antariksa tidak berdampak langsung pada kehidupan manusia.
Lebih lanjut, ia mengingatkan masyarakat untuk mengabadikan momen tersebut.
"Mari kita abadikan salah satu atau beberapa fenomena tersebut dan menjadikannya memori dari pengalaman yang indah, yang mungkin bisa jadi sekali seumur hidup," tuturnya, melansir laman BRIN, Rabu (24/1/2024).