WahanaNews.co | Google mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) alias layoff terhadap 6 persen total pegawainya atau terhitung 12.000 karyawan pada pekan lalu. Ini menjadi PHK terbesar sepanjang sejarah 25 tahun keberadaan Google.
PHK massal ini memantik polemik di internal Google. Salah satunya soal kriteria pegawai yang dipecat. Pasalnya, menurut laporan, sejumlah karyawan yang kena layoff justru memiliki kinerja yang bagus, memiliki peran penting dan sudah senior, termasuk mereka yang baru mendapat promosi.
Baca Juga:
Pengguna Gmail Diminta Waspada, Google Keluarkan Peringatan Darurat
Di tengah polemik internal soal PHK, CEO Google Sundar Pichai pun mengungkap alasan perusahaan harus mengambil keputusan sulit ini.
Pichai menegaskan bahwa PHK besar-besaran ini mau tak mau harus ditempuh Google demi menghindari "masalah" yang lebih besar. Hal ini disampaikan Pichai dalam sebuah pertemuan internal dengan karyawan.
Pichai juga mengatakan bahwa dirinya sudah berkonsultasi dengan para pendiri dan dewan perusahaan dalam membuat PHK 12.000 karyawan tersebut.
Baca Juga:
Putusan Hakim Virginia: Google Terbukti Monopoli Bisnis Iklan Digital
"Jika Anda tidak bertindak dengan jelas dan tegas dan dini, kami dapat memperparah masalah dan membuatnya jauh lebih buruk. Ini (mem-PHK 12.000 karyawan) adalah keputusan yang perlu saya buat," kata Pichai.
Tak disebutkan secara spesifik apa masalah yang lebih besar itu. Namun, tampaknya ini berkaitan dengan pertumbuhan Google yang melambat di tengah ketidakpastian ekonomi global, penuruan belanja online, serta ketatnya persaingan di bidang teknologi, khususnya kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Sebagai gambaran, pada kuartal ketiga (Juli-September) 2022, Google tercatat membukukan pendapatan di angka 69,09 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.032 triliun.