Selain satu periode di awal pandemi, pendapatan kuartal III-2022 tersebut menjadi periode pertumbuhan paling lemah sejak 2013.
Sebab, bila dihitung, pertumbuhan pendapatan pada periode tersebut melambat 6 persen dibanding tahun 2021. Padahal, pada 2021, Google mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 41 persen.
Baca Juga:
Pengguna Gmail Diminta Waspada, Google Keluarkan Peringatan Darurat
Hal ini sekaligus menandai 2021 sebagai "salah satu tahun terkuat yang pernah Google alami dalam sejarah perusahaan".
Google berasumsi pertumbuhan pesat pada 2021 akan bertahan dan berlanjut di periode-periode selanjutnya. Makanya, Google memutuskan untuk menambah jumlah karyawan demi bisa mengekspansi layanannya.
Bila tak menambah karyawan, Google khawatir bakal tertinggal di banyak area dari pesaingnya. Namun, perhitungan Google meleset. Sehingga Google harus berhitung ulang dan merumahkan 12.000 pegawainya pada awal 2023 ini.
Baca Juga:
Putusan Hakim Virginia: Google Terbukti Monopoli Bisnis Iklan Digital
"Selama dua tahun belakangan, kami melihat ada pertumbuhan yang sangat signifikan. Untuk menunjang pertumbuhan tersebut, kami sempat melakukan banyak perekrutan," ujar Pichai, dikutip dari BlogGoogle, Sabtu (21/1/2023).
"Namun ternyata kondisi ekonomi saat ini tidak sebagus kondisi ekonomi pada saat kami merekrut banyak orang ke Google," imbuh Pichai.
Sangkal PHK terjadi acak