Sejak tahun 1960-an, banyak negara telah berkomitmen untuk mengembangkan model atmosfer Mars.
"Siklus debu di Mars sama pentingnya dengan siklus air di Bumi," kata Wang, sambil menekankan cuaca debu memiliki dampak signifikan terhadap pendaratan, keberangkatan, komunikasi, pasokan energi, dan peralatan penyelidikan Mars.
Baca Juga:
Peneliti NASA Temukan Danau Purba di Mars
Pada 18 Mei tahun lalu, Zhurong beralih ke mode tidak aktif setelah melakukan perjalanan sekitar 1.921,5 meter di permukaan Mars.
Menurut para ahli, penyebab di balik dormansi Zhurong masih belum jelas namun foto satelit menunjukkan bahwa panel suryanya tertutup debu.
"GoMars dapat digunakan untuk mensimulasikan aktivitas debu sebelum dan sesudah dormansi penjelajah, yang dapat menyediakan data lingkungan atmosfer untuk menganalisis kemungkinan penyebab dormansi tersebut," kata Wang.
Baca Juga:
NASA Selidiki Asal Muasal Sumber Air di Planet Mars
Lebih dari sekadar menganalisis cuaca debu, model ini dapat berfungsi sebagai "Mars Virtual".
Karena data observasi di Mars jauh lebih jarang dibandingkan di Bumi, para ilmuwan terkadang memerlukan data simulasi untuk mempelajari planet terpencil tersebut dan kemudian membantu mereka memilih area pendaratan yang tepat dan merancang penjelajah.
"Misalnya, GoMars dapat mensimulasikan suhu di zona pendaratan, dan para ilmuwan dapat menggunakan data ini untuk merancang bahan yang cocok untuk membangun penjelajah Mars guna mengatasi suhu dingin yang ekstrem," jelas Wang.