Apa gunanya?
Para peneliti menyebut, dengan meningkatnya kompleksitas eksplorasi Mars, permintaan akan prakiraan cuaca planet ini semakin meningkat.
Baca Juga:
Peneliti NASA Temukan Danau Purba di Mars
Tim pun akan mempelajari lebih lanjut proses cuaca seperti badai debu di planet ini untuk memberi opsi dukungan bagi misi Mars di masa depan, pendaratan berawak di Mars, dan pengembangan sumber daya planet ini.
Diluncurkan pada 23 Juli 2020, Tianwen-1 China, yang terdiri dari pengorbit, pendarat, dan penjelajah, tiba di Mars pada Februari 2021.
Penjelajah Zhurong turun dari platform pendaratannya ke permukaan Mars pada 22 Mei 2021, dan sejauh ini sudah melakukan eksplorasi Planet Merah.
Baca Juga:
NASA Selidiki Asal Muasal Sumber Air di Planet Mars
Pada 2022, Zhurong, dan juga wahana penjelajah Insight milik AS mati imbas badai pasir. Debu dan kerikil juga merusak sensor angin penjelajah lainnya milik AS, Perseverance.
Peneliti utama Wang Bin, dikutip dari Xinhua, mengatakan, misi Tianwen-3 akan mencakup tugas pendaratan, pengambilan sampel, dan pengembalian, yang memerlukan informasi rinci tentang kondisi atmosfer Mars.
Misi ini memiliki cakupan lebih luas jika dibandingkan dengan misi Tianwen-1 yang digelar CNSA.