"Saya tertarik dengan disiplin machine learning. Saya benar-benar melihat bagaimana mengajari komputer untuk melihat adalah hal yang luar biasa. Semua hal yang bisa kami mulai selesaikan dan lakukan, benar-benar menggelitik saya," kata van der Boon.
Sirip bulat lumba-lumba Māui berbeda dari sirip lumba-lumba lain yang lebih runcing. Itu berarti model Computer Vision yang ada, tidak cocok untuk mengidentifikasi lumba-lumba Māui.
Baca Juga:
Cuaca Panas Ekstrem, Ratusan Lumba-lumba Sungai Amazone Mati
Jadi, van der Boon menghabiskan beberapa bulan untuk belajar sendiri cara membuat model yang tepat. Dia kemudian dengan susah payah memberi label pada gambar lumba-lumba Māui dari rekaman internet untuk melatih model mengidentifikasi mereka.
Empat tahun pengembangan, pengujian, dan penggalangan dana berjalan. Tim juga harus mendapatkan kualifikasi spesialis untuk menerbangkan drone dengan lebar sayap 4,5 meter ke laut. Mereka melihat lumba-lumba Maui pertama mereka awal tahun ini.
"Itu cukup menarik. Kami duduk di dalam van, drone itu 16 kilometer di bawah pantai, dan kami bisa melihat AI mendeteksi lumba-lumba itu saat kami berputar-putar di sekitar mereka," kata van der Boon.
Baca Juga:
Penuh Luka, Seekor Lumba-lumba Ditemukan Terdampar di Pinggir Pantai
Pendanaan
Pengembangan proyek ini telah dibantu oleh pendanaan di bawah skema Cloud dan AI Country, yang mencakup pendanaan untuk proyek-proyek dengan dampak sosial yang berkelanjutan, serta dukungan dari Microsoft Philanthropies ANZ.
Solusi di proyek ini juga mencakup kamera berdefinisi tinggi 8K dan kamera gimbal HD dengan model deteksi objek untuk melihat lumba-lumba, dan algoritme sumber terbuka yang awalnya dikembangkan untuk pengenalan wajah.