WahanaNews.co | Pada Senin (14/3/2022) pukul 04.09 WIB, gempa berkekuatan 6,9 magnitudo mengguncang Nias Selatan, Sumatera Utara. Selanjutnya, gempa terjadi lagi dengan kekuatan M 5,3 pada pukul 19.12 WIB, pada Selasa (15/3/2022).
Baca Juga:
Gempa Sesar Anjak Langsa Magnitudo 4.4, Guncangan Kuat di Wilayah Perbatasan Aceh-Medan
Berikut fakta-fakta mengenai gempa Nias Selatan:
1. Zona megathrust
Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono menjabarkan, gempa kuat yang mengguncang Pulau Siberut Kepulauan Mentawai-Kepulauan Batu pagi ini bersumber di zona megathrust berpotensi destruktif.
Baca Juga:
Pemkot Jakarta Barat Sosialisasi Mitigasi Gempa, Antisipasi Megathrust
Gempa ini merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng di zona megathrust Mentawai-Siberut.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” tulis dia.
Ia menambahkan, sumber gempa pagi ini masih berada di zona megathrust Mentawai-Siberut dengan magnitudo tertarget 8,9.
Sumber gempa Mag. 6,7 pagi ini masih berada di zona Megathrust Mentawai-Siberut dgn Mag. Tertarget M8,9 pic.twitter.com/6qRGLnmmxT
— DARYONO BMKG (@DaryonoBMKG) March 13, 2022
2. Zona seismic gap
Gempa yang terjadi pagi ini terletak di zona seismic gap atau zona kekosongan gempa besar Kepulauan Mentawai bagian utara.
Menurut Daryono, gempa besar terakhir berkekuatan 8,5 magnitudo terjadi pada 1797 atau 225 tahun yang lalu.
Ia menegaskan, gempa ini patut diwaspadai. Sulit untuk memprediksi gempa ini sebagai gempa pembuka atau bukan.
Daryono menyampaikan, zona gempa ini juga menjadi sumber gempa berkekuatan 8,5 magnitudo pada 10 Februari 1797 yang saat itu memicu tsunami dengan tinggi sekitar 5 meter di Pantai Padang Sumatera Barat.
3. Tidak berpotensi tsunami
Daryono menegaskan, hasil pemodelan tsunami oleh BMKG menunjukkan gempa bumi tidak berpotensi tsunami.
Hal tersebut dikarenakan kekuatannya belum mampu menciptakan deformasi dasar laut untuk menimbulkan gangguan kolom air laut.
Ia menambahkan, gempa Mentawai pagi ini bersumber yang sama dengan gempa dahsyat berkekuatan 8,5 magnitudo pada 10 Februari 1797 yang memicu tsunami di Mentawai-Sumatera Barat-Sumatera Utara.
Tsunami tersebut menerjang pantai dan muara sungai hingga menggenangi pesisir Padang. Banyak rumah hanyut, kapal besar terdorong sejauh 5,5 km ke daratan, dan menewaskan lebih dari 300 orang.
Gempa Mentawai M6,7 pg ini sumbernya sama dgn gempa dahsyat M8,5 pd 10 Feb 1797 yg memicu Tsunami di Mentawai-Sumbar-Sumut, menerjang pantai dan muara sungai hingga menggenangi pesisir Padang. Bnyk rumah hanyut. Kapal besar terdorong 5,5 km ke daratan menewaskan > 300 orang.
— DARYONO BMKG (@DaryonoBMKG) March 13, 2022
Baca juga: Mengenal Ring of Fire, Penyebab Indonesia Rawan Gempa
4. Dampak
Dipaparkan Daryono, dampak gempa ini di Siberut Utara dan Kepulauan Batu mencapai sekala intensitas V-VI MMI dan berpotensi terjadi kerusakan.
Adapun daftar daerah terdampak gempa bumi ini sebagai berikut:
Siberut Utara dan Kepulauan Batu dengan skala intensitas V-VI MMI
Padang dan Gunungsitoli dengan skala intensitas IV MMI
Padang Panjang, Bukittinggi, Pasaman Barat, Tuapejat, dan Pariaman dengan skala intensitas III MMI
Dhamasraya, Payakumbuh, Kerinci, Tapanuli Selatan, Batusangkat, Padang Pariaman, dan Solok dengan skala intensitas II MMI.
5. Gempa susulan
Hingga pukul 05.10 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi 4 kali aktivitas gempa susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar 6,0.
Melansir informasi resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kabupaten Nias Selatan merupakan wilayah yang rawan terhadap dampak bahaya gempa bumi.
Menurut kajian inaRISK, sebanyak 35 kecamatan berada pada potensi bahaya gempa bumi dengan kategori sedang hingga tinggi. [qnt]