WahanaNews.co | Di agama Islam, kisah Nabi Yunus ditelan ikan paus tercantum dalam beberapa surat di Al Quran antara lain Ash-Shaffat ayat ke-141, "Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela."
Kisah Nabi Yunus ditelan ikan paus menjadi salah satu kisah yang terdapat dalam kitab suci agama samawi. Bagaimana sains memandang fenomena tersebut?
Baca Juga:
Kapal Seruduk Ikan Paus, 5 Orang Tewas
Kisah ini bermula saat Nabi Yunus menaiki sebuah kapal usai putus asa dengan kaumnya di Ninawa yang tak juga beriman kepada Allah. Di tengah laut, kapal itu mendadak berhenti dan tak berjalan
Melansir dari CNNIndonesia, Sabtu (8/4/2023), mengutip situs nu.or.id, Nabi Yunus lalu menyadari bahwa diamnya kapal tersebut karena keberadaan dirinya. Kapal tersebut tidak bergerak "karena ditumpangi seorang hamba yang lari dari Tuhannya."
Untuk mencegah kapal tenggelam, para penumpang mengurangi muatan dan mengundi siapa yang dibuang ke lautan. Dari tiga kali pengundian, nama Nabi Yunus selalu keluar.
Baca Juga:
Paus Seberat 1,5 Ton Kedapatan Membusuk di Pantai Sabu Raiju
"Kemudian Yunus ikut undian dan dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian itu," (QS: 37:141)
Nabi Yunus lalu melemparkan dirinya ke dalam laut dan langsung ditelan oleh ikan besar. Allah memerintahkan paus untuk tidak membinasakannya.
Beberapa ahli tafsir berbeda pendapat tentang durasi Nabi Yunus di dalam paus, mulai dari seharian hingga 40 hari. Yang jelas, Yunus keluar dari binatang cetacea itu usai bertaubat untuk kemudian kembali ke kaumnya.
Kisah fiksi dan nyata
Selain Nabi Yunus, cerita manusia tertelan paus juga muncul dalam kisah fiksi Pinokio. Sementara, kasus riil manusia tertelan paus sendiri pernah terjadi pada 2021 silam terhadap penyelam Michael Packard.
Melansir Time of Israel, penyelam berusia 56 tahun itu mulanya sedang menyelam di Pantai Herring Cove, Massachusetts, Amerika Serikat untuk mencari lobster.
Tiba-tiba, ia tertelan oleh ikan paus yang berada di sekitarnya. "Kemudian saya menyadari, Ya Tuhan, saya ada di dalam mulut paus dan dia mencoba menelan saya. Lalu saya berpikir, saya akhirnya akan mati," kata dia.
Namun demikian, paus tersebut ternyata memuntahkan kembali Packard. Alhasil, ia hanya berada selama 30 detik di mulut paus tersebut.
Dikutip dari National Geographic, secara saintifik sangat tidak mungkin ikan paus bisa menelan manusia. Pasalnya, tenggorokan ikan paus hanya sebesar kepalan tangan manusia dan cuma bisa merenggang hingga 38 cm untuk menelan makanan yang lebih besar.
Nicola Hodgins dari Konservasi Paus dan Lumba-lumba mengatakan Packard sepertinya tertelan dan bukan ditelan. "Packard ada di tempat dan waktu yang salah."
Paus itu pun, kata Hodgins, menyadari kesalahannya dan memuntahkan Packard.
Peristiwa manusia tertelan ikan puas pun lebih cenderung merupakan kecelakaan ketimbang kesengajaan. Hal tersebut pun terbilang sangat jarang lantaran beberapa hal.
Paus bergigi seperti paus sperma memang memiliki gigi dan memakan cumi-cumi serta ikan.
Paus yang lain seperti paus balin seperti paus bungkuk, biru, abu-abu dan paus minke memiliki bulu khusus di mulutnya sebagai pengganti gigi dan memakan mangsa kecil seperti plankton dan ikan mungil.
Dari 90 spesies paus yang diketahui, paus sperma mungkin hanya satu-satunya yang bisa menelan manusia karena memiliki kerongkongan besar.
Akan tetapi, Rob Deaville dari Zoological Society of London's Cetacean Strandings Investigation Programme, mengatakan "kebanyakan orang tidak pernah mendapat kesempatan melihat paus sperma."
Pasalnya, paus tersebut hidup dan rata-rata menghabiskan waktunya di kedalaman lebih dari 10 ribu kaki. Meskipun, paus sperma tersebar rata-rata hampir di seluruh dunia.
CĂ©lia Baratier, peneliti di Group for Research and Education on Marine Mammals (GREMM), mengungkapkan paus balin cuma memakan mangsa kecil seperti plankton (krill dan copepoda) atau ikan kecil.
Meski makan besar, yakni sekitar 1 hingga 4 ton krustasea kecil per hari, paus tersebut tak bisa menelan manusia.
"Kerongkongan paus biru hanya berukuran 15 hingga 25 cm. Oleh karena itu, dia tidak bisa menelan sesuatu yang lebih besar dari bola pantai!" cetusnya.
"Jika seseorang menghalangi pintu masuk ke kerongkongan, paus tidak akan tersedak! Tidak seperti manusia, kerongkongan dan trakea tidak terhubung," imbuh Baratier.
Memang, katanya, ada jenis paus yang punya gigi untuk berburu mangsa. Namun, mereka tidak mengunyahnya, tapi menelannya bulat-bulat.
Paus sperma, yang terbesar dari semua paus bergigi, mampu memakan cumi-cumi raksasa dan tentunya secara teori juga manusia. Sementara, paus pembunuh berburu dengan memakan hewan yang lebih besar, tetapi manusia tidak masuk menu mereka.
"Mereka tidak bisa salah menelan manusia, tapi mereka bisa mencabik-cabik kita. Perlu dicatat bahwa, hingga saat ini, tidak ada serangan paus sperma atau paus pembunuh yang bertujuan memakan daging manusia," tutur Baratier.
Terlepas dari itu, mari berandai-andai paus menelan manusia dalam keadaan utuh. Bisakah manusia bertahan?
Baratier mengatakan kita tidak akan bertahan lama di dalamnya. Pertama, tidak ada udara atau oksigen di perut mereka, jadi kita tidak bisa bernapas jika masuk ke sana.
"Selain itu, paus adalah karnivora, jadi kita akan dicerna oleh enzim di perutnya," tandas dia. [tum/alp]