WahanaNews.co | Peluncuran roket milik perusahaan yang berbasis di California, Astra Space Inc dilaporkan gagal setelah lepas landas dalam waktu tiga menit.
Roket Astra tersebut gagal meluncur dari Cape Canaveral Space Force Station di Florida pada Kamis (10/2/2022) kemarin pukul 15.00 waktu setempat.
Baca Juga:
Balas Kematian Komandannya, Hizbullah Kirim 250 Roket ke Israel
Roket Launch Vehicle 0008 (LV0008) Astra yang memiliki tinggi 13 meter itu pada awalnya meluncur dengan baik dan terbang menuju langit di Florida.
Kemudian, masalah yang tak terduga muncul tepat setelah tahap pertama dan kedua roket terpisah. Roket ini pun tidak dapat meluncur dengan mulus menuju orbit dengan ketinggian 500 km di atas Bumi sebagi tujuannya.
Sementara ini, tim peneliti masih belum mengetahui penyebab pastinya. Namun, rekaman langsung menunjukkan bahwa roket itu berputar dan hilang kendali setelah dua tahap utama peluncuran.
Baca Juga:
Peluncuran Kedua, Roket Starship Milik SpaceX Meledak Lagi
Adapun Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) adalah pelanggan untuk misi ElaNa 41, yang menandai pertama kalinya Astra meluncurkan muatan untuk lembaga tersebut.
Dilansir dari Space, Kamis (10/2/2022) setelah peluncuran roket Astra Space dalam misi ElaNa 41 gagal mencapai luar angkasa, setidaknya empat satelit yang diangkutnya hilang.
Pihak Astra menyampaikan bahwa akan melakukan penyelidikan terkait dengan kejadian ini, bekerja sama dengan Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat.
"Sayangnya, kami mendengar bahwa ada masalah selama penerbangan sehingga pengiriman muatan satelit pelanggan kami ke orbit hari ini gagal," ungkap direktur manajemen produk Astra Space Inc, Carolina Grossman.
"Informasi lebih lanjut akan diberikan saat kami menyelesaikan tinjauan data," lanjutnya.
Astra merupakan perusahaan yang didirikan pada tahun 2016 dengan tujuan untuk melakukan sebagian besar peluncuran satelit kecil dengan lini roket yang diproduksi secara massal, dan diklaim bisa menghemat biaya.
Perusahaan tersebut tercatat telah melakukan empat peluncuran orbital sebelumnya. Semua peluncuran itu menguji misi lepas landas dari Pacific Spaceport Complex di Alaska.
Roket Astra Space juga mencapai luar angkasa melalui dua dari empat misi tersebut. Dalam uji coba terbaru, sebuah misi untuk militer Amerika Serikat yang diluncurkan November 2021, roket LV0007 berhasil mengorbit.
Keberhasilan ini pun dianggap sebagai sebuah pencapaian besar bagi perusahaan Bay Area.
Pasalnya, roket Astra juga pernah mencapai ruang angkasa selama penerbangan uji di Desember 2020 lalau, tetapi kehabisan bahan bakar sesaat sebelum mencapai kecepatan orbit.
Pihaknya menjelaskan bahwa misi ElaNa41 bertujuan untuk melanjutkan keberhasilan itu, dengan membawa Astra dari tahap uji coba ke penerbangan operasional.
Roket LV0008 sendiri merupakan bagian dari kendaraan peluncuran Rocket 3 Astra, dan membawa empat satelit kecil, yang terbang melalui inisiatif Educational Launch of Nanosatellites (ELaNa) NASA.
Pesawat luar angkasa kecil tersebut akan melakukan berbagai tugas di perbatasan terakhir apabila peluncurannya berhasil.
Misalnya, pada cubesat Bama-1 yang dikembangkan oleh tim peneliti dari University of Alabama digunakan untuk menguji perangkat yang dirancang dalam mengurangi masalah sampah antariksa.
Perangkat itu akan membantu pesawat ruang angkasa melakukan deorbit secara terkendali di akhir masa operasi.
Selain itu, ada pula Ionospheric Neutron Content Analyzer (INCA), yang dikembangkan New Mexico State University, dan dirancang untuk mempelajari dependensi garis lintang dan waktu dari spektrum neutron di orbit rendah Bumi.
Misi ELaNa 41 seharusnya diluncurkan pada hari Sabtu (5/2/2022), namun dibatalkan karena masalah dengan sistem radar pada jarak peluncuran.
Masalah itu diselesaikan tepat waktu untuk peluncuran pada Senin, yang kemudian dibatalkan kembali hanya dalam waktu beberapa detik sebelum lepas landas karena masalah telemetri.
“Misi seperti ini sangat penting untuk mengembangkan kendaraan peluncuran baru di sektor komersial yang sedang berkembang," kata manajer misi di Program Layanan Peluncuran NASA, Hamilton Fernandez.
Astra juga telah menjadwalkan peluncuran selanjutnya bagi enam satelit dalam misi TROPICS (Time-Resolved Observations of Precipitation Structure and Storm Intensity with a Constellation of Smallsats) NASA.
Rencananya, satelit akan diterbangkan selama tiga misi tahun ini, yang semuanya akan lepas landas dari Kwajalein Atoll di Pasifik Selatan. [rin]