WahanaNews.co | Demi
bersiap memasuki era digital 4.0, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi (Kemendikbud Ristek) akan meluncurkan program Kampus Merdeka dan
membuka ratusan posisi magang bagi para mahasiswa.
Hal ini pun dikonfirmasi dan didukung oleh pihak Telkom.
Telkom melalui Telkom Corporate University (Corpu)-Indonesia Telecommunication
& Digital Research Institute (ITDRI), menawarkan lebih dari 300 posisi
magang bersertifikat program Kampus Merdeka selama enam hingga 12 bulan.
Baca Juga:
YLKI: Bank Harus Mampu Antisipasi Cybercrime
Direktur Utama PT Telkom Ririek Andriansyah mengatakan,
Telkom mendukung inisiasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi (Kemendikbud Ristek) dalam program Kampus Merdeka, yang mana
mahasiswa yang magang akan kerja full time selama enam bulan (atau sekitar 20
Satuan Kredit Semester/SKS) mulai akhir Agustus ini. Para peserta program
nantinya mendapatkan uang saku dan sertifikasi Magang Kampus Merdeka ini.
"Dengan pembelajaran langsung di tempat mitra kerja
magang, mahasiswa mendapatkan hard skill maupun soft skill yang berguna
mengasah kemampuan agar lebih mantap memasuki dunia kerja," ujar Ririek
dalam keterangan tertulisnya.
Menurut Ririek, pihaknya saat ini sedang dalam proses
transformasi menjadi perusahaan digital telco. Maka dari itu, Telkom sangat
membutuhkan talenta muda, khususnya di ranah digital. Dengan Kampus Merdeka,
peserta akan mengerjakan pekerjaan riil seperti yang dihadapi oleh perusahaan.
Baca Juga:
Hati-hati! Tak Ada yang Anonim di Dunia Digital
"Akan ada 12 kompetensi terkait digital yang akan kita
butuhkan, dan di akhir program akan ada sertifikat yang bukan abal-abal dan
diakui oleh pencari tenaga kerja, sehingga menjadi modal awal mahasiswa masuk
dunia kerja. Untuk itu semua, syaratnya sudah semester lima dan lolos seleksi
magang," ungkapnya.
Ririek menambahkan, Telkom telah menyiapkan sembilan program
untuk 311 mahasiswa serta menyiapkan 48 mentor dalam program ini. Sejumlah
posisi disiapkan di berbagai proyek Telkom Corpu dan Departemen Digital
Business.
Telkom Indonesia melalui Telkom Corporate University
(Corpu)-Indonesia Telecommunication & Digital Research Institute (ITDRI),
menawarkan lebih dari 300 posisi magang bersertifikat program Kampus Merdeka selama
enam hingga 12 bulan.Telkom Indonesia melalui Telkom Corporate University
(Corpu)-Indonesia Telecommunication & Digital Research Institute (ITDRI),
menawarkan lebih dari 300 posisi magang bersertifikat program Kampus Merdeka
selama enam hingga 12 bulan. Foto: Telkom
Dicontohkannya, program Fisheries Cyber Center membutuhkan
3D Content Creator, Desain Grafis, Copywriting, Project Management Officer,
Business Development, Web Developer, dan IT Integration.
Adapun program Digiknow memerlukan UI/UX researcher, UI/UX
Designer, Back End Developer, Digital Marketing, Business/System Analyst, Scrum
Master, Front end Developer, Content Writer, dan Mobile Development.
Kemudian program Amoeba Engine membutuhkan tujuh posisi
sejenis, Amoeba Learning (empat posisi), Muda Maju Bersama (dua posisi),
Project Management Officer (1 posisi), Joint Learning HUAWEI (tiga posisi),
Tribe Learning Digitization (empat posisi), Integrated Learning Management (11
posisi), dan Telcom Digital Natureing & Scoring (tujuh posisi).
"Dengan adanya program magang ini juga bisa menciptakan
mahasiswa yang memiliki growth mindset dan digital mindset, sehingga ke
depannya talenta digital Indonesia bisa meningkat guna mendongkrak
inovasi-inovasi di masa yang akan datang," ungkap Jemy V. Confido, SGM
Telkom CorpU sekaligus Chairman of ITDRI.
Sejauh ini sudah ada 40.000 peserta yang telah mendaftar
pada 10 Juni 2021 hingga 31 Juli lalu. Proses seleksi dan rekrutmen dimulai
dari 16 Juni 2021 sampai 7 Agustus lalu. Sementara program magang sendiri mulai
dari akhir Agustus 2021 hingga durasi yang telah diajukan.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Ristek,
Nizam mengungkapkan, program ini ditujukan menyediakan ruang mahasiswa guna mendapatkan
pengalaman dalam mengetahui dunia profesi dan menciptakan tenaga kerja yang
profesional.
"Untuk memasuki dunia profesi tentu tidak cukup
hanya belajar dari kelas, laboratorium, ataupun perpustakaan, tetapi harus
menceburkan diri langsung di dalam dunia profesi," paparnya