WahanaNews.co | Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, gemas melihat fakta lulusan SMK tidak diterima di industri. Sehingga, mau tak mau, mereka harus menjalani training lagi untuk bisa bekerja.
"Saya juga gregetan melihat komputer di SMK-SMK itu jadul. Guru-gurunya ketinggalan dalam teknologi bahkan tidak tahu bagaimana unmute dan mute saat zoom meeting," katanya di SMK 2 Solo, Kamis (9/9).
Baca Juga:
Menuju Solo, Presiden RI ke-7 Jokowi Dikawal Delapan Pesawat Tempur TNI AU
Walaupun bukan menjadi urusan provinsi, namun jika banyak lulusan SMK yang menganggur tetap saja menjadi tanggung jawab Pemkot Solo. Sehingga ia sangat berharap semua SMK di Solo bisa disentuh pelaku industri.
"Kita tidak ingin SMK menjadi pabrik pencetak pengangguran. Nanti selesai lulus langsung bekerja tidak perlu training lagi," ujarnya.
Putra sulung Presiden Jokowi itu juga mengapresiasi apa yang dilakukan kalangan pelaku usaha yang tergabung dalam konsorsium untuk membantu dan mendampingi SMK.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Perintahkan Panglima TNI dan Kapolri Antar Jokowi Kembali ke Solo
Namun, dia mengungkapkan, agar bisa mengupdate kebutuhan para pelaku industri diminta menengok SMK setiap bulan atau dua bulan sekali. Update kebutuhan industri, menurutnya, perlu dilakukan agar bisa menjawab kebutuhan saat ini.
Sumber Daya Manusia (SDM) guru-guru dan kepala sekolah yang tidak memadai lagi, lanjut dia, akan ketinggalan. Sehingga setiap saat perlu diperbarui termasuk kurikulum pelajarannya.
"Jadi tidak hanya sekedar terima CSR atau dana tetapi juga SDM perlu dikembangkan," tutup Gibran. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.