WAHANANEWS.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan rencana ambisius pembangunan sistem pertahanan rudal berbasis luar angkasa bernama Golden Dome.
Sistem ini dijanjikan mampu menangkal ancaman dari darat maupun dari orbit.
Baca Juga:
Kementerian PKP Sediakan 4.000 Rumah Subsidi untuk ASN Empat Lembaga Negara
Dalam pidato resminya di Gedung Putih, Trump menyebut program ini sebagai tonggak baru dalam pertahanan nasional.
Dengan anggaran total sebesar USD175 miliar, Golden Dome diklaim sebagai sistem pertahanan paling canggih yang pernah dirancang AS.
“Ronald Reagan pernah memimpikan ini, tapi teknologinya belum ada waktu itu,” kata Trump, mengacu pada proyek Star Wars dari era 1980-an.
Baca Juga:
Tiga Terduga Pelaku Pungli di Jalinsum Tigalingga-Tanah Pinem, Ditangkap Polisi
Tujuan Golden Dome
Golden Dome dirancang untuk melindungi wilayah Amerika Serikat dari berbagai jenis serangan rudal, termasuk dari negara-negara seperti Rusia dan China.
Trump menunjuk Jenderal Michael Guetlein dari Angkatan Luar Angkasa untuk memimpin proyek ini.
Sepekan setelah dilantik untuk masa jabatan kedua, Trump langsung menginstruksikan Departemen Pertahanan untuk menyiapkan sistem pertahanan udara yang mampu mencegah serangan skala besar.
Menurut Gedung Putih, ancaman udara adalah “yang paling mematikan” bagi AS saat ini.
Skala dan Kapasitas
Berbeda dari sistem lain, Golden Dome mencakup pertahanan multilapis dari darat, laut, hingga orbit. Sistem ini diproyeksikan mencakup seluruh wilayah AS bahkan Kanada, yang disebut Trump telah menyatakan minat untuk bergabung.
Trump menyatakan, “Tidak ada sistem seperti ini. Kita punya sistem rudal terbatas, tapi tidak ada yang sekomprehensif ini.”
Laporan dari Badan Intelijen Pertahanan menyebutkan bahwa teknologi rudal dari China dan Rusia berkembang pesat dan siap mengeksploitasi kelemahan sistem pertahanan AS.
Teknologi Canggih dari Luar Angkasa
Golden Dome akan mengandalkan sensor dan sistem pencegat berbasis orbit. Target utamanya mencakup rudal hipersonik dan senjata orbit seperti FOB (Fractional Orbital Bombardment).
Trump menyebutkan bahwa efektivitas sistem ini “mendekati 100 persen” dan mampu menghancurkan ancaman bahkan sebelum masuk ke atmosfer.
Tahap Pengembangan
Saat ini, Golden Dome masih dalam tahap perencanaan. Departemen Pertahanan tengah menerima proposal dari sektor industri dan mengevaluasi kesiapan teknologi.
Trump mengusulkan alokasi awal sebesar USD25 miliar dalam rancangan undang-undang perpajakan.
Namun, Kantor Anggaran Kongres memperkirakan total pengeluaran proyek ini bisa mencapai USD542 miliar selama dua dekade, khusus untuk bagian berbasis antariksa.
Perbandingan dengan Iron Dome Israel
• Tujuan
Iron Dome bertugas mencegat roket dan peluru artileri jarak pendek yang diarahkan ke wilayah Israel, terutama dari Gaza dan Lebanon.
• Skala Operasi
Iron Dome terdiri dari baterai pertahanan portabel yang melindungi area seukuran kota sedang. Sementara itu, Golden Dome ditujukan untuk cakupan skala nasional bahkan lintas negara.
• Teknologi
Iron Dome menggunakan radar untuk mendeteksi roket masuk dan menembakkan rudal pencegat “Tamir”.
Sistem ini menentukan mana roket yang akan mencapai area berpenduduk dan menargetkannya, sedangkan yang tidak berbahaya dibiarkan jatuh.
Menurut militer Israel, tingkat keberhasilan Iron Dome mencapai 90 persen. Satu rudal Tamir diperkirakan berharga sekitar USD50.000.
Sejarah dan Penggunaan
Iron Dome dikembangkan setelah konflik dengan Hizbullah tahun 2006 dan mulai dioperasikan pada 2011.
Sejak itu, sistem ini telah mencegat ribuan roket dari Gaza, termasuk ribuan serangan sejak Oktober 2023.
Golden Dome masih dalam tahap awal pengembangan, namun skala dan ambisinya membuatnya menjadi proyek militer paling ambisius dalam sejarah pertahanan Amerika Serikat.
Dibandingkan dengan Iron Dome, proyek ini tidak hanya lebih besar, tapi juga menyasar ancaman yang jauh lebih kompleks, dari permukaan bumi hingga luar angkasa.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]