Temuan ini memungkinkan produksi vaksin lebih banyak 10 kali dengan menggunakan sel hanya sekitar dua sendok makan.
Dari percobaan awal ini, jumlah sel ditingkatkan terus sampai pada skala produksi besar melalui kerja sama dengan berbagai laboratorium di seluruh dunia.
Baca Juga:
Indonesia Menerima 2.7 Juta Vaksin AstraZeneca
Publikasi ilmiah terkait formula "30 milimeter sel ini" akan diterbitkan Universitas Oxford pada bulan November.
"Dengan kombinasi upaya Dr Carina Joe untuk meningkatkan proses manufaktur dan komitmen serta kerja keras rekan-rekan kami di AstraZeneca dan semua mitra kami lainnya, kami mampu memberikan vaksin untuk dunia, dibuat di berbagai penjuru dunia, dengan harga semurah mungkin," kata Sandy.
Mengutip dari iik.ac.id, sebagai peneliti postdoctoral yang merupakan bagian dari Nuffield Department of Clinical Medicine, tugas Carina adalah memproduksi vaksin Covid-19 dan menyelesaikannya dalam waktu singkat.
Baca Juga:
Stok Banyak, Vaksin AstraZeneca Jadi Vaksin Booster Januari-Maret 2022
Sederhananya, tanggung jawab Carina Joe adalah menemukan cara untuk memproduksi lebih banyak vaksin AstraZeneca.
Carina sendiri tertarik dengan bidang bioteknologi, khususnya tentang manipulasi genetik.
Namun karena saat itu di Indonesia masih belum banyak yang membuka studi di bidang ini, akhirnya Carina melanjutkan studinya di luar negeri.