Setelah lulus dari gelar sarjana, Carina ditawari magang di sebuah perusahaan Australia.
Perusahaan itulah yang menawarinya untuk melanjutkan studinya untuk mendapatkan gelar PhD untuk mendukung karirnya di bidang penelitian.
Baca Juga:
Indonesia Menerima 2.7 Juta Vaksin AstraZeneca
Carina Joe kemudian mendapatkan gelar PhD di bidang Bioteknologi di Royal Melbourne Institute of Technology, Australia.
Pengalamannya di industri bioteknologi telah membawanya untuk terlibat dalam penelitian vaksin Covid-19 AstraZeneca saat ini.
“Setelah lulus dari PhD, saya melanjutkan magang selama 7 tahun. Latar belakang industri saya menjadi salah satu alasan saya melamar postdoc Oxford, dan mereka senang dengan latar belakang industri saya," ujarnya, dikutip dari unggahan Dubes RI untuk Inggris, Desra Believe, di Instagram resminya, @desrabeli.
Baca Juga:
Stok Banyak, Vaksin AstraZeneca Jadi Vaksin Booster Januari-Maret 2022
Saat terlibat dalam produksi Vaksin AstraZeneca, Carina mengaku merasa mendapat proyek besar saat mendapat tawaran, karena hasil karyanya akan langsung mempengaruhi kehidupan masyarakat.
Secara global Carina juga mengatakan bahwa selama produksi vaksin AstraZeneca, seluruh tim bekerja sangat keras, bahkan hingga tujuh hari seminggu dalam waktu 12 jam sehari, tanpa istirahat dan istirahat selama 1,5 tahun.
“Kami bekerja sangat keras, saya pikir kami setengah mati. Selama pandemi kami bekerja tujuh hari seminggu, lebih dari 12 jam sehari. Tanpa hari libur tanpa istirahat selama 1,5 tahun. Sehingga bisa digunakan di seluruh dunia ," kata Carina.