WahanaNews.co | Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa lubang hitam
mendiami kosmos dalam jumlah jutaan dan wilayah ruang waktu di Bima Sakti dapat
menjadi ancaman yang signifikan bagi Bumi di masa mendatang.
Fenomena kosmik telah membingungkan dan menggemparkan para ilmuwan
sejak Albert Einstein pertama kali meramalkan keberadaan lubang hitam lebih
dari seabad yang lalu. Saat ini, para ahli tahu bahwa mereka adalah badan ruang
waktu di mana tidak ada cahaya.
Baca Juga:
Puan Desak Evaluasi Total SPMB 2025, Soroti Sistem Zonasi dan Digitalisasi
Lubang hitam terbentuk ketika bintang masif runtuh di akhir siklus
hidupnya dan dapat terus tumbuh dengan menyerap materi di sekitarnya.
Intensitas ini memungkinkan ilmuwan untuk mengidentifikasi mereka, karena
radiasi elektromagnetik dilepaskan sebagai cahaya tampak melintasi ruang
angkasa.
Dilansir dari Express UK, Senin (9/11) konten 10 Ways the World
Will End mengungkap bagaimana lubang hitam suatu hari nanti bisa menimbulkan
masalah bagi kehidupan. Fisikawan teoritis Michio Kaku menjelaskan bagaimana
ilmuwan menemukan lubang hitam "nakal" yang menghuni Bima Sakti.
"Beberapa orang membandingkan lubang hitam dengan zombie, lubang
hitam menjadi hidup ketika ada sesuatu yang terlalu dekat. Ia memegang benda
itu dalam cengkeramannya dan tidak pernah melepaskannya," katanya.
Baca Juga:
Prabowo: Keberhasilan Bangsa Ditentukan oleh Pendidikan
Kaku melanjutkan, dulu ilmuwan berpikir bahwa lubang hitam tidak
bergerak tetapi mereka terkejut menemukan bahwa ada lubang hitam yang
disebutnya nakal yang berkeliaran di galaksi. Jika sesuatu berada begitu dekat
dengan lubang hitam, itu pasti akan jatuh ke dalam.
Ahli astrofisika dari University of California Greg Laughlin
melukiskan gambaran tentang kehidupan Bumi seandainya lubang hitam muncul di
galaksi kita. Menurutnya, setiap lubang hitam mampu menghidupkan kembali
dirinya sendiri ketika berada di sekitar materi.
Jadi, setiap lubang hitam memiliki kemampuan untuk tiba-tiba
hidup kembali sebagai pembunuh yang keji. Tidak ada orang di Bumi yang aman
atau terlindungi setelah cakrawala peristiwa lubang hitam supermasif telah
dilanggar, tetapi untuk sementara hidup akan terus berjalan.
"Saat Bumi mendekati singularitas, gravitasi lubang hitam lebih
kuat di satu sisi Bumi daripada sisi lainnya. Karena perbedaan itu, ada efek
peregangan dan tekanan yang diterapkan pada Bumi," ujarnya.
Dalam situasi hipotesis ini, rangkaian tersebut kemudian memecah
apa yang bisa terjadi pada Bumi jika lubang hitam terlalu dekat. Saat Bumi
akhirnya melewati cakrawala peristiwa itu akan menjadi sesuatu yang megah dan
penuh dengan cahaya.
"Pertunjukan cahaya kosmik ini mungkin luar biasa, tetapi ini
juga merupakan konfirmasi bahwa planet kita telah memasuki lubang hitam dan
kita ditarik lebih dekat ke titik kiamat di pusatnya, yang dikenal sebagai
singularitas," tutur narator dalam konten tersebut.
Diketahui, gravitasi lubang hitam sekarang sangat kuat sehingga
dapat menekuk, memutar, atau merobek planet seperti selembar kertas. Ilmuwan
planet Ben McGee mengungkapkan hal tersebut bisa menjadi akhir yang mengerikan
bagi Bumi.
Sebelumnya dia pernah mengatakan bahwa pada titik ini, Bumi
sedang diregangkan sedemikian rupa sehingga secara fisik membengkak. Akhirnya,
planet akan menyerah dan ada begitu banyak penumpukan panas sehingga ketika kerak
bumi pecah akan ada magma di mana-mana.
Lantaran materi yang pernah menjadi Bumi ditarik semakin dekat
ke inti lubang hitam, kekuatan gravitasi naik begitu cepat sehingga tidak hanya
menghancurkan planet menjadi puing tetapi menjadi debu.
Debu kemudian berubah menjadi molekul, kemudian molekul menjadi
atom dan bahkan mungkin menjadi partikel subnuklir, "Setelah melewati Bima
Sakti, tempat dulu pernah ada Tata Surya kita bahwa tidak ada debut
antarbintang yang tersisa," katanya. [dhn]