WahanaNews.co | Pemerintah mulai melaksanakan uji coba jalan bahan bakar B40 pada 12 kendaraan roda empat berbahan bakar diesel.
Hal ini sebagai tindak lanjut dari program B30 yang sebelumnya telah diterapkan secara nasional sejak 2020 pada seluruh BBM jenis solar subsidi.
Baca Juga:
Indonesia Kembali Ajukan Panel Evaluasi Sengketa Bea Masuk Biodiesel Uni Eropa di WTO
B40 atau Biodiesel 40% sendiri ialah pencampuran bahan bakar nabati berbasis CPO atau sawit yaitu Fatty Acid Methyl Esters (FAME) sebesar 40% dengan 60% bahan bakar minyak jenis solar.
Lantas, sebetulnya apa keunggulan dari penggunaan bensin campur sawit ini?
Dalam pembukaan acara Peluncuran Uji Jalan B40 pada Rabu (27/07/2022) di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), disampaikan bahwa selama tahun 2021, penggunaan B30 atau Biodiesel 30% telah memberikan kontribusi yang besar bagi RI.
Baca Juga:
Dirut Pertamina Paparkan Manfaat Minyak Sawit Jadi Bahan Bakar
Kontribusi yang paling terasa ialah dari segi lingkungan. Program ini menurunkan emisi gas karbon (CO2) mencapai 24,7 juta ton.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menyampaikan, emisi dari bahan bakar berbasis sawit ini atau CO2 akan diserap kembali oleh sawit sehingga disebut karbon netral.
"Minyak diesel kita gunakan, kemudian keluar CO2. Kalau berbasis sawit, yang CO2 itu diserap kembali oleh pohonnya jadi namanya karbon netral," ujar Dadan.