WahanaNews.co | Etilen glikol adalah anggota paling sederhana dari keluarga glikol senyawa organik. Glikol adalah alkohol dengan dua gugus hidroksil pada atom karbon yang berdekatan (1,2-diol).
Etilen glikol atau yang juga disebut 1,2-etanadiol merupakan cairan yang tidak berwarna, memiliki sedikit rasa manis, dan tidak berbau.
Baca Juga:
Kasus Gagal Ginjal Pada Anak, Dokter Minta Orangtua Waspadai Gejala-gejala Berikut Ini
Konsumsi etilen glikol dapat menyebabkan toksisitas yang serius hingga fatal. Keracunan etilen glikol pertama-tama akan memengaruhi sistem saraf pusat (SSP).
Efek SSP ini mendominasi selama jam-jam pertama setelah paparan, dengan efek akut yang mirip seperti etanol. Jika tak terdeteksi dan tidak diobati, keracunan etilen glikol dapat menyebabkan kematian.
3 Tahap keracunan etilen glikol
Baca Juga:
Marak Gagal Ginjal Anak, Puan Maharani Minta Pemerintah Harus Masif Edukasi Makanan Sehat Masyarakat
Ada tiga tahap keracunan etilen glikol yang diperkenalkan sejak 1950-an.
Tahapan ini merupakan deskripsi teoritis dari keracunan etilen glikol, tetapi perkembangan perjalanan klinis seringkali berbeda dan tidak dapat diprediksi. Satu tahap mungkin mendominasi, sedangkan tahap lain mungkin tidak ada.
Tiga tahap keracunan etilen glikol adalah sebagai berikut:
-Tahap 1 (tahap neurologis) terjadi dalam 30 menit sampai 12 jam setelah konsumsi.
-Tahap 2 (tahap cardiopulmonary) terjadi antara 12 dan 24 jam setelah konsumsi.
-Tahap 3 (tahap ginjal) terjadi antara 24 dan 72 jam setelah konsumsi.
Efek keracunan etilen glikol Efek keracunan etilen glikol pada neurologis Fase awal keracunan etilen glikol pada manusia ditandai dengan mabuk yang disebabkan oleh etilen glikol yang tidak termetabolisme.
Gejala keracunan etilen glikol pada neurologis yang umum terjadi pada kasus keracunan akut adalah ataxia, bicara cadel, mengantuk, iritasi, gelisah, dan disorientasi.
Sementara kemungkinan konsekuensi dari efek neurologis pada keracunan etilen glikol yang parah adalah kedutan otot tak sadar, kejang, koma, bahkan kematian.
Edema serebral dan pengendapan kristal kalsium oksalat di dinding pembuluh darah kecil di otak berkontribusi terhadap toksisitas SSP ini.
Beberapa penelitian telah mendokumentasikan disfungsi otak dengan temuan kranial computed tomography (CT) setelah konsumsi etilen glikol, seperti daerah dengan kepadatan rendah di ganglia basal, thalamus, otak tengah, dan pons atas.
Temuan neurologis mencerminkan disfungsi semua area hipodensitas pada CT scan kranial. Dalam satu penelitian, pencitraan resonansi magnetik otak yang diperoleh 24 hari setelah konsumsi mengungkapkan nekrosis putamen bilateral.
Menurut beberapa peneliti, efek pada saraf kranial muncul terlambat (umumnya 5-20 hari setelah konsumsi) dan merupakan fase otak yang terlambat keempat dalam keracunan etilen glikol.
Beberapa gejala keracunan etilen glikol pada saraf kranial setelah paparan akut, antara lain kelumpuhan wajah, gangguan pendengaran, disfagia, oftalmoplegia, dan gangguan penglihatan.
Meski efek samping seperti itu jarang terjadi, pengobatan yang tertunda kemungkinan berkontribusi pada perkembangannya.
Efek keracunan etilen glikol pada kardiovaskular
Efek kardiovaskular berat akibat keracunan etilen glikol umumnya dilaporkan setelah 12-24 jam (tahap 2) setelah menelan etilen glikol.
Beberapa gejala keracunan etilen glikol pada kardiovaskular yang sering muncul adalah hipertensi atau hipotensi, disritmia (kelainan elektrolit), gagal jantung kongestif dengan edema paru kardiogenik, kolaps sirkulasi, gagal jantung, hingga kematian.
Efek keracunan etilen glikol pada ginjal
Efek samping pada ginjal setelah keracunan etilen glikol biasanya terjadi selama tahap ketiga toksisitas etilen glikol, yaitu 24-72 jam setelah paparan akut.
Kerusakan ginjal akan bermanifestasi sebagai gagal ginjal oliguria akut.
Temuan fisik yang paling umum adalah nyeri sudut costovertebral. Kelainan yang paling khas adalah adanya sejumlah besar kristal oksalat "berbentuk tenda" (oktahedral) atau berbentuk jarum dalam urine.
Tidak adanya kristal oksalat tidak mengesampingkan diagnosis keracunan etilen glikol.
Selain itu, gejala kelainan urinalisis khas lainnya akibat keracunan etilen glikol yang harus diwaspadai adalah berkurangnya volume urine, proteinuria (kandungan protein dalam urine), mikrohematuria (adanya darah dalam urine), pyuria (adanya leukosit dalam urine).
Toksisitas etilen glikol pada ginjal terkait dengan keempat metabolit, yaitu:
- Asam glikolat berkontribusi pada asidosis metabolik.
- Asam oksalat kurang larut dengan adanya kalsium.
- Kristal kalsium oksalat dalam urine.
- Pengendapan kristal oksalat dalam lumen tubulus menyebabkan penyumbatan luminal dan hilangnya filtrasi glomerulus yang diinduksi kompresi, yang mana menyebabkan gagal ginjal.
Dalam sel ginjal yang berubah, ion oksalat menginduksi kerusakan sitotoksik.
Gangguan fungsi ginjal akibat keracunan etilen glikol ini mungkin ringan dan berumur pendek, tapi mungkin juga berat dan persisten.[zbr]