WahanaNews.co | Menurut penelitian, mendengarkan volume keras, intens, dalam waktu lama memakai headphone dapat menyebabkan kerusakan telinga, bahkan dapat mengakibatkan hilangnya pendengaran yang bersifat sementara atau permanen.
Ini disebut gangguan pendengaran akibat kebisingan atau akibat suara keras.
Baca Juga:
Kejati DKI Paparkan Asesmen Penerapan Pedoman Kejaksaan Terkait Penanganan Narkotika
Gangguan pendengaran akibat kebisingan merupakan jenis gangguan sensorineural kedua yang paling umum dialami setelah gangguan pendengaran akibat usia.
Menurut penelitian tahun 2017 dilansir Medical News Today, Kamis, 7 Desember, menunjukkan bahwa sekitar 80 persen orang berusia antara 13 sampai 18 tahun menggunakan headphone untuk mendengarkan musik selama 1-3 jam sehari.
Dengan mendengarkan suara keras dalam waktu lama, dapat menyebabkan kerusakan saraf, sel-sel rambut di koklea, atau telinga bagian dalam.
Baca Juga:
Musik Bisa Meningkatkan Mood, Simak Penjelasan Lengkapnya
Terkait gangguan pendengaran karena memakai headphone, dilakukan penelitian tahun 2021 dan menemukan sebanyak 1,7 persen orang di seluruh dunia mengalami gangguan pendengaran akibat kebisingan.
Penelitian ini melaporkan, seseorang menggunakan headphone di lingkungan bising berisiko 4,5 kali lebih tinggi mengalami gangguan pendengaran.
Tingkat paparan suara, disarankan tidak lebih dari 85 desibel (dBA) dan waktu mendengarkan paling lama 8 jam sehari.
Kalau mendengarkan paparan suara lama dari headphone dengan volume di atas 85 dBA, dapat menyebabkan gangguan pendengaran.
Menurut pakar kesehatan, bukan hanya karena terlalu nyaring tetapi durasi pemakaian.
Apabila Anda sering memakai headphone untuk mendegarkan suara nyaring, misalnya musik, dan dengan waktu lama, penting untuk menguranginya.
Tanda-tanda yang penting dikenali ketika mengalami gangguan pendengaran, seperti terdengar suara teradam, sulit memahami percakapan di tempat bising, sulit mendengar suara bernada tinggi, sulit mendengar ucapan huruf konsonan, telinga berdenging, dan hipersensitif terhadap suara tertentu.
Apabila mengalami gejala tersebut, penting untuk segera periksa ke ahli tenggorokan, hidung, telinga untuk mendapatkan arahan dan perawatan.
Dokter THT mungkin akan melakukan pemeriksaan. Seperti memeriksa saluran pendengaran internal, membrane timpani, dan telinga tengah.
Dokter juga akan memeriksa kepekaan pendengaran terhadap suara tertentu. Beberapa metode yang dilakukan dokter untuk membantu mengatasi gangguan pendengaran, diantaranya dengan memberikan alat bantu dengar, implan telinga tengah, implan koklea, membaca bibir atau menggunakan bahasa isyarat.
Oleh karena dapat menyebabkan gangguan pendengaran, penting untuk memperhatikan dan memperhitungkan volume headphone serta membatasi penggunaannya.
[Redaktur: Zahara Sitio]