Praktek salat dan puasa yang dilakukan oleh Sheikh Muszaphar Sukhor kemudian dicatat dalam sebuah buku.
Setelahnya catatan itu dikompilasi dengan seluruh pendapat ulama dan cendekiawan Islam di Malaysia mengenai panduan tata cara salat yang mereka buat untuk Sheikh Muszaphar Shukor.
Baca Juga:
Sandiaga: Festival Pesona Minangkabau 2023 Perkuat Pelestarian Budaya Lokal
Kini buklet itu telah selesai dengan judul "A Guideline of Performing Ibadah at the International Space Station (ISS)". Buklet itu tentu jadi hal yang istimewa buat Sheikh Muszaphar Shukor.
Nama Sheikh Muszaphar Shukor sebenarnya tidak asing buat masyarakat Indonesia.
Warga Malaysia itu pernah datang ke Indonesia mengunjungi Observatorium Boscha Bandung bersama Menristek yang saat itu dijabat Kusmayanto Kadiman pada Sabtu 15 Desember 2007.
Baca Juga:
Ma'ruf Amin Dukung PERTI Sebagai Pahlawan Nasional
“Kedua orang tua saya sebenarnya asli Minangkabau, Sumatera Barat. Jadi saya bisa disebut Angkasawan Melayu," ujarnya waktu itu.
Sheikh Muszaphar Shukor diketahui merupakan pelajar sekolah menengah di Maktab Rendah Sains Mara (MRSM) Muar, dari 1985-1989 dan tinggal 5 tahun di asrama selama proses belajar di sekolah menengah tersebut.
Sheikh Muszapahar Shukor berhasil menamatkan pelajarannya di Colej Perubatan Kastuba, Manipal, India dan bergelar Doktor Bedah Ortopedik.