"Memang menggunakan BBM yang ramah lingkungan itu lebih mahal, tapi jika dibandingkan dengan manfaatnya bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan, ini sangat relevan," lanjutnya.
Jakarta menjadi contoh nyata bagaimana buruknya kualitas udara yang diperparah oleh emisi kendaraan bermotor berdampak pada kesehatan masyarakat.
Baca Juga:
Jadi Solusi Masalah Krisis Iklim Global, Apa Itu Mikroalga?
Indeks kualitas udara (IAQ) di Jakarta saat ini berada di angka 178, dengan polutan utama berupa PM 2,5 dan konsentrasi 94 mikrogram per meter kubik (m3), yang 18,8 kali lipat lebih tinggi dari panduan tahunan kualitas udara WHO.
Pertumbuhan kendaraan di Jakarta mencapai 9 persen per tahun, dengan lebih dari 23 juta kendaraan yang beroperasi setiap hari.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa dampak kesehatan akibat buruknya kualitas udara di Jakarta diperkirakan merugikan sekitar Rp60 triliun per tahun, dan bisa mencapai Rp100 triliun jika ditambah dengan kerugian operasional kendaraan seperti biaya bahan bakar yang mencapai Rp40 triliun per tahun.
Baca Juga:
Sempat Turun, Jakarta Kembali Jadi Kota Paling Berpolusi Nomor Satu di Dunia
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.