WahanaNews.co | Jika membahas soal fenomena alam yang berkaitan dengan Bulan, istilah Super Moon atau Blood Moon sudah lazim didengar.
Ada satu istilah yang kurang familiar, namun juga berkaitan dengan Bulan. Istilah itu disebut dengan Black Moon atau Bulan Hitam.
Baca Juga:
Fenomena 'Bulan Kedua' di Bumi! Asteroid 2024 PT5 Hebohkan Netizen
Melansir Forbes, Black Moon bukan peristiwa astronomi khusus yang bisa dinikmati banyak orang. Black Moon adalah hasil dari mekanika langit dan kalender Gregorian yang sama sekali tidak sinkron dengan kalender Matahari.
Fenomena Black Moon atau Bulan Hitam disebut sebagai jenis khusus dari fase Bulan. Sebenarnya, apa itu Bulan Hitam?
Peneliti di Pusat Riset Antariksa BRIN Andi Pangerang menjelaskan empat definisi Bulan Hitam. Pertama, Bulan Hitam adalah fase bulan baru yang kedua dalam satu bulan Masehi. Karena berlangsung secara periodik, fenomena ini cukup sering terjadi dengan periode 29 bulan.
Baca Juga:
Mengungkap Rahasia Alam: Gempa Bumi Ternyata Kunci Pembentukan Bongkahan Emas
Selain itu, istilah Bulan Hitam juga digunakan untuk menggambarkan fase bulan baru ketiga dalam musim astronomis yang mengandung empat fase bulan baru. Fenomena ini terjadi setiap 33 bulan.
"Fenomena Bulan Hitam bisa terjadi berbeda-beda di setiap tempat dikarenakan zona waktu yang digunakan berbeda-beda di setiap tempat," ucap Andi.
Selanjutnya, Bulan Hitam juga bisa berarti fenomena di mana tidak terdapat fase bulan baru di bulan Februari. Fenomena ini terjadi setiap 19 tahun sekali.
Terakhir, Bulan Hitam adalah fase bulan purnama di bulan Februari. Fenomena ini terjadi setiap 19 tahun sekali.
Jangan pergi ke laut
Fenomena Bulan Hitam ini memiliki dampak terhadap pasang-surut air laut. Andi mengatakan, ada baiknya masyarakat tidak melaut di saat fenomena ini terjadi.
Pasalnya, air laut akan pasang saat fenomena Bulan Hitam, yang diperkirakan terjadi di akhir Mei ini.
"Sebagaimana fase bulan baru pada umumnya, bulan hitam dapat mengakibatkan naiknya pasang laut dibandingkan hari-hari lainnya ketika konfigurasi Bumi-Bulan-Matahari tidak segaris jika diamati dari atas kutub. Masyarakat diimbau agar tidak melaut saat air laut sedang pasang," kata Andi seperti dikutip Antara. [rin]