BRIN sendiri saat ini menyediakan 500 posisi aparatur sipil negara (ASN) dengan kualifikasi S3. Hal ini diharapkan bisa menjadi magnet untuk para peneliti tanah air yang berada di luar negeri.
"Di BRIN atas dukungan KemenpanRB, kami setiap tahun, dan tahun ini juga insyaallah membuka 500 posisi dengan kualifikasi S3," tutur Handoko.
Baca Juga:
Pemkot Semarang dan BRIN Sukses Budidayakan Varietas Bawang Merah Lokananta Maserati
"Ini bukan sekadar posisi untuk ASN, baik PPPK maupun CPNS. Ini adalah komitmen pemerintah untuk menunjukkan political will bahwa negara ini tidak hanya pandai ngirim anak muda, tapi juga menyediakan tempat untuk anak-anak muda untuk berkarir, berkarya sesuai bidang dan passionnya," tambahnya.
Meski dirasa belum maksimal, lowongan ini setidaknya hadir sebagai pilihan untuk para peneliti di luar negeri, hal yang sebelumnya tidak ada.
"Minimal sekarang diaspora punya pilihan bahwa kalau saya balik ke Indonesia ada tempat yang bisa menerima di mana saya bisa bekerja sesuai passion dan kapasitas saya," terangnya.
Baca Juga:
Fenomena Langka: Badai Matahari Dahsyat Hantam Bumi, Indonesia Waspada
Berdasarkan riset perusahaan perekrutan profesional Robert Walters yang dirilis 1 September, tiga dari lima (60 persen) diaspora Indonesia menyatakan berencana untuk kembali ke Tanah Air dalam 5 tahun ke depan.
Temuan ini menunjukkan kenaikan dari data sebelumnya di 2021, yang mencatat hanya 46 persen responden yang mempertimbangkan untuk kembali ke Indonesia.
Kenaikan minat diaspora Indonesia untuk kembali ke Tanah Air dipengaruhi oleh beberapa faktor.