WahanaNews.co | Pasca pengakuan kedaulatan oleh Belanda tahun 1949, pihak pemerintah Indonesia dan Belanda melakukan beragam kerjasama yang bertujuan untuk menunjang sarana dan prasaran pembangunan nasional.
Dalam aspek dunia kedirgantaraan pemerintah Indonesia melalui GIA (Garuda Indonesia Airways) melakukan beragam upaya guna memperkenalkan dunia penerbangan sipil ke masyarakat secara luas.
Baca Juga:
Pasangan Suami Istri di Jepang Pernah Diam Membisu Selama 20 Tahun, Ternyata Ini Alasannya
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam memperkenalkan dunia kedirgantaraan kepada masyarakat secara lebih luas adalah dengan mengadakan pelatihan calon-calon awak penerbang, khususnya pilot dan kru penerbangan sipil yang nantinya akan bertugas di Garuda Indonesia Airways (GIA).
Salah satu langkah tersebut adalah menyekolahkan para calon pilot ke negeri Belanda yang kemudian dikenal dengan nama Grup RLS (Rijksluchtvaart).
Para Pilot Disekolahkan di Akademi Penerbangan milik Maskapai Belanda
Baca Juga:
Keluarga Sederhana Bupati Madina, Kisah Inspirasi dalam Kehidupan Nyata
Rijskluchtvaart sejatinya adalah sekolah penerbangan yang dikelola oleh maskapai pemerintah Belanda, yakni KLM (Koninklijke Luchtvaart Maatschappij).
Hal ini dikarenakan karena sekitar 50% saham yang dimiliki oleh GIA adalah milik pemerintah Belanda yang dikelola melalui KLM sejak resmi berdiri secara de jure pada tahun 1950.
Dilansir dari situs aviahistoria, program pendidikan penerbangan calon pilot sipil ini akan menyeleksi pemuda-pemuda mulai usia 18-25 tahun untuk disekolahkan ke Belanda menjadi pilot dengan standar Internasional.