Lapisan bulu ganda tersebut meliputi sebagian besar permukaan tubuh kucing, kecuali pada beberapa bagian tertentu, seperti telapak kaki untuk mencegah kotoran dan kelembapan.
Bulu di sekitar area perianal atau sekitar lubang anus juga cenderung lebih tipis, bertujuan untuk membantu menjaga kebersihan area tersebut.
Baca Juga:
Maxim Jakarta Rayakan World Animal Day Dengan Bagi-Bagi Makanan Kucing Dan Bersih-Bersih Kandang
Namun, menurut Judith Stella, seorang ahli kesejahteraan hewan di Purdue University, Amerika Serikat, area di sekitar mata dan telinga memiliki kondisi khusus tersendiri.
Bulu yang jarang di area wajah kucing dianggap sebagai hal yang normal, meskipun alasan ilmiah di balik fenomena tersebut masih belum sepenuhnya dipahami oleh para peneliti.
"Pasti ada alasan evolusioner dan adaptif mengapa mereka seperti itu. Teori saya, hal ini ada hubungannya dengan suara," ungkapnya, dilansir dari Live Science.
Baca Juga:
Alergi Bulu Hewan Peliharaan: Kucing Lebih Dominan, Kenapa?
Keunikan bagian botak ini tidak hanya terjadi pada kucing rumahan (Felis catus), tetapi juga spesies kucing kecil lain, seperti kucing liar Afrika (Felis lybica), ocelot (Leopardus pardalis), dan lynx (genus Lynx).
Sebaliknya, kucing besar seperti harimau (Panthera tigris), singa (Panthera leo), dan jaguar (Panthera onca) tidak memiliki ciri botak di atas mata.
Kehadiran dua titik botak pada kucing kecil mungkin merupakan hasil seleksi alam. Dia menjelaskan, area botak itu menguntungkan bagi kucing kecil, tetapi tidak bagi kucing besar.