Ahli biologi evolusi di Washington University, Amerika Serikat, Jonathan Losos menjelaskan, mudah untuk memberikan penjelasan yang masuk akal terhadap hipotesis tersebut.
Namun sebenarnya, jauh lebih sulit untuk benar-benar menguji dan membuktikan hipotesis.
Baca Juga:
Psikopat Pagar Alam Jagal Ratusan Kucing, Daging Dijual Mengaku Kambing — Polisi Bekuk di Penginapan
"Bagaimana kita menguji hipotesis ini? Mungkin dengan analisis akustik mendetail pada pendengaran kucing," kata dia.
Dia melanjutkan, ilmuwan juga dapat meneliti kucing dengan tingkat kebotakan yang berbeda-beda untuk membandingkan kemampuan dalam mendeteksi hewan pengerat atau keberhasilan berburunya.
Ilmuwan juga dapat mencoba menghapus kebotakan tersebut untuk mengevaluasi dampaknya terhadap keberhasilan berburu kucing.
Baca Juga:
Viral Pria Gresik Jadikan Kucing Santapan Ular, Polisi Turun Tangan
"Saya tidak yakin bagaimana caranya melakukan hal ini, dan saya tidak tahu apakah ada penelitian sebelumnya yang telah memperhatikan bagian yang tidak berbulu ini," katanya.
Menurut Losos, keberadaan karakteristik ini pada spesies kucing kecil dapat mencerminkan adanya keunggulan adaptif tertentu.
Namun, Losos menegaskan agar tidak membuat kesimpulan tanpa bukti yang lebih konkret.