WahanaNews.co | Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jawa Tengah menciptakan alternatif sumber energi berbasis biomassa dari tandan kosong kelapa sawit.
Ketua Tim Program Kreativitas Mahasiswa skema Riset Eksakta (PKM-RE), Enri Pramuja mengatakan, inovasi yang dilakukan yakni menciptakan biomassa yang bersumber dari limbah tandan kosong kelapa sawit dengan menggunakan metode konversi dan jalur reaksi yang lebih mudah sehingga lebih efektif dan efisien.
Baca Juga:
Yasonna Laoly Beri Orasi Ilmiah di Wisuda Mahasiswa UNIAS: Jadikan “One of the Best”
"Senyawa yang didapatkan berupa γ-valerolactone yang terbuat dari selulosa hasil isolasi limbah tandan kosong kelapa sawit yang dikonversi dengan metode Catalytic Transfer Hydrogenation dan katalis Ni/UiO-66," ujarnya di Solo, Jumat (7/10/2022).
Ia mengatakan, senyawa γ-valerolactone dapat dimanfaatkan menjadi biofuel, aditif bahan bakar yang lebih baik dibandingkan dengan etanol.
"Bahan bakar ini memiliki keunggulan dalam menurunkan konsentrasi asap dan karbon monoksida pada kendaraan bermotor," katanya.
Baca Juga:
Besok UNIAS akan Gelar Wisuda ke-3, 731 Mahasiswa Ikuti Gladi Resik
Ia mengatakan salah satu biomassa yang sangat berpotensi untuk diaplikasikan sebagai biofuel adalah γ-valerolactone yang dapat dikonversi dari limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS).
Ia mengatakan TKKS mengandung selulosa yang tinggi sekitar 43-63 persen dan mudah dijumpai di Indonesia. Selain itu TKKS merupakan sumber biomassa yang tidak bersaing dengan cadangan pangan sehingga tidak akan menimbulkan masalah baru di kemudian hari.
Menurut dia, metode yang digunakan untuk mengonversi senyawa γ-valerolactone adalah Catalytic Transfer Hydrogenation (CTH) dengan menggunakan katalis MOF Ni/UiO-66.
Metode tersebut memiliki keunggulan dibandingkan metode konvensional lainnya, yaitu tidak memerlukan suhu dan tekanan yang tinggi, serta tidak memerlukan katalis logam mulia.
"Metode Catalytic Transfer Hydrogenation dengan katalis MOF Ni/UiO-66 dapat mengkonversi selulosa menjadi γ-valerolactone pada suhu relatif rendah dan tanpa tekanan H2," katanya.
Ia berharap, melalui penelitian tersebut inovasi ini dapat berkontribusi terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) untuk mengatasi krisis energi saat ini.[mga]