Teorinya berfokus pada sebuah lubang sedalam 20.000 kaki atau sekitar 6.096 meter di Broken Ridge, sebuah dataran tinggi bawah laut di Samudra Hindia bagian tenggara.
Lyne berpendapat bahwa pilot pesawat MH370, Zaharie Ahmad Shah, secara sengaja menerbangkan pesawat tersebut ke wilayah laut yang curam dan terpencil itu.
Baca Juga:
Hujan Petir Bukan Masalah! Begini Cara Pesawat Modern Tetap Aman di Udara
"Penelitian ini mengubah pandangan mengenai hilangnya MH370," ujar Lyne, sebagaimana dilaporkan oleh Newsweek pada Rabu (28/8/2024).
Ia menegaskan bahwa insiden terakhir MH370 bukan disebabkan oleh kecelakaan akibat kehabisan bahan bakar, melainkan merupakan tindakan yang direncanakan dan dikendalikan oleh pilot.
Lyne juga mengklaim bahwa lokasi pesawat ditentukan berdasarkan persimpangan garis bujur Bandara Penang dengan rute penerbangan yang diprogram di simulator rumah pilot, sebuah jalur yang sebelumnya dianggap tidak relevan oleh FBI dan penyidik lainnya.
Baca Juga:
Perjuangan Tekan Harga Tiket Pesawat Diungkap Menhub Budi Karya
Pentingnya lokasi ini ditekankan oleh Lyne dengan membandingkannya dengan penerbangan US Airways 1549, yang berhasil mendarat darurat secara terkendali di Sungai Hudson oleh Kapten Chesley “Sully” Sullenberger pada tahun 2009.
Menurut Lyne, puing-puing MH370 menunjukkan pola yang mirip dengan kasus US Airways 1549, memperkuat teorinya bahwa pesawat tersebut sengaja diterbangkan ke lokasi "peristirahatan terakhirnya."
"Hal ini semakin memperkuat klaim awal yang diajukan oleh mantan Kepala Penyelidik Kecelakaan Penerbangan Kanada, Larry Vance, yang menyatakan bahwa MH370 masih memiliki bahan bakar dan mesin yang berfungsi saat mengalami pendaratan darurat terkendali, bukan kecelakaan akibat kehabisan bahan bakar dengan kecepatan tinggi," tulis Lyne.