Untuk diketahui, bidang khatulistiwa Bumi (ekuator) berada dalam posisi miring terhadap bidang ekliptika (bidang edar bumi mengitari matahari) sebesar 23,4 derajat.
Baik belahan Bumi utara atau selatan, sedikit miring ke arah Matahari. Namun pada saat terjadi ekuinoks, sumbu Bumi tegak lurus dengan Matahari.
Baca Juga:
Viral Kemunculan 2 Matahari di Sumatera Barat, BMKG Beri Penjelasan
Tanda pergantian musim
Ekuinoks sendiri bukan hal baru. Fenomena ini merupakan pertanda pergantian musim yang terjadi dua kali dalam setahun, yaitu di bulan Maret dan September.
Di Indonesia, ekuinoks bulan Maret merupakan pertanda peralihan musim atau pancaroba dari hujan ke kemarau.
Baca Juga:
Tahun 2024 Indonesia Bakal Alami Hari Tanpa Bayangan, Simak Jadwalnya
Sedangkan ekuinoks pada bulan September ini menjadi pertanda peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.