WahanaNews.co | NASA dilaporkan siap akan menabrakkan pesawat ke asteroid Dimorphos, hari ini, Senin 26 September 2022. Namun belum dijelaskan rincian waktunya.
Pesawat luar angkasa yang bakal ditabrakkan NASA adalah bagian dari program bernama Double Asteroid Redirection Test (DART), sebuah upaya untuk melindungi Bumi dari hantaman asteroid.
Baca Juga:
Lebih Horor Dibanding Ramalan Baba Vanga, Ini Prediksi NASA di Tahun 2024
DART akan melintas dengan kecepatan 14.000 mil per jam saat menabrakkan dirinya ke asteroid.
Program ini jadi upaya NASA untuk membelokkan pergerakan asteroid di luar angkasa. DART menjadi misi pertahanan planet pertama terhadap asteroid, semacam cara untuk berjaga-jaga dari ancaman batuan luar angkasa.
Sekadar informasi, asteroid Dimorphos atau Didymos tidak menimbulkan ancaman bagi Bumi. Sejauh ini pun NASA belum mengidentifikasi ada asteroid yang menimbulkan ancaman langsung ke Bumi. Namun kedua asteroid di atas jadi target latihan yang cocok untuk program ini.
Baca Juga:
NASA Tangkap Sinyal Laser Pada Jarak 16 Juta Km dari Bumi
Mengutip The Verge, Senin (26/9/2022), Dimorphos dan Didymos adalah sistem asteroid biner, dengan Dimorphos menjadi 'moonlet' Didymos.
Ketika moonlet kecil mengorbit asteroid yang lebih besar, ia melintas di antara asteroid yang lebih besar dan Bumi. Itu artinya, teleskop bagi di Bumi maupun di luar angkasa bisa memantau apakah DART bisa mengubah lintasan dan kecepatan Dimorphos.
Setelah tabrakan ini, teleskop di seluruh dunia bakal fokus untuk meneliti apa dampak yang ditimbulkan dari tabrakan tersebut. Di luar angkasa misalnya, James Webb Space Telescope, Hubble, hingga Lucy akan memantau asteroid tersebut.
Dampaknya diperkirakan akan mengubah kecepatan Dimorphos hingga sepersekian persen. Menurut peneliti, perubahan kecepatan tersebut mungkin tidak tampak banyak, namun, menit-menit tersebut dianggap monumental.
"Demonstrasi ini penting untuk masa depan kita di Bumi," kata Pejabat Pertahanan Planet NASA, Lindley Johnson.
Johson bilang, momen ini adalah sejarah yang unik karena untuk pertama kalinya manusia memiliki ilmu pengetahuan tentang ancaman asteroid serta punya teknologi untuk mempertahankan diri.
"DART mendemonstrasikan apa yang disebut sebagai teknik dampak kinetik guna mengubah kecepatan asteroid di luar angkasa sehingga mengubah orbitnya," tutur dia.
Selama pendekatannya, DART akan berjalan sendiri. Akan ada sekitar 44 orang dalam ruang kendali untuk memantau telemetri dan data. Pekerjaan mereka dimulai sekitar 4 jam sebelum tabrakan.
Engineer DART Elena Adams mengatakan, "pesawat luar angkasa itu harus melakukan segala upaya."
DART sendiri memiliki sistem navigasi cerdas yang membimbingnya ke asteroid Didymos/ Dimorphos. Sebelumnya navigasi tersebut menemukan keberadaan Didymos awal musim panas ini. Namun navigasi tidak memukan Dimorphos yang merupakan target misi ini, setidaknya hingga sejam sebelum tabrakan.
Ketika DART menemukan Dimorphos, asteroid dengan lebar 163 meter itu hanya akan terlihat sebagai sebuah piksel. Hal tersebut cukup untuk menavigasikan DART menuju asteroid. 2,5 menit sebelum tabrakan, sistem navigasi akan membawa pesawat tersebut ke titik.
"Kami hanya tinggal mengarahkan kamera dan mengambil gambar paling menakjubkan dari asteroid ini, yang akan kami lihat untuk pertama kalinya," katanya.
Program DART sendiri berbiaya sekitar USD 250 juta. Karena tabrakan DART dan asteroid tersebut adalah pengalaman yang jarang terjadi, tim akan mendokumentasikan tabrakan secara detail. [qnt]