Amerika Serikat, Indonesia, dan India memiliki kontribusi paling signifikan terhadap peningkatan jumlah unduhan baru untuk X.
Nampaknya, minat warga Indonesia yang gemar melakukan tweet untuk mendapatkan informasi terbaru telah menjadi penyelamat bagi bisnis X.
Baca Juga:
Ketua PWI Subulussalam Sebut Peran Pers Pilkada, Mengedukasi Pemulih dan Cegah Berita Hoax
Setidaknya, perusahaan yang masih beriklan di X bisa mendistribusikan kontennya bagi warga AS, Indonesia, dan India yang masih berminat menjajal X.
Kendati begitu, ketika digabungkan, angka download barunya masih kalah dibandingkan Threads.
Apptopia mengatakan jumlah download baru X yang melandai diakibatkan karena namanya berubah dari Twitter. Agaknya, layanan Elon Musk sadar akan hal ini.
Baca Juga:
Foto-Video Mesra Khenoki Waruwu dan Kadis Pariwisata Beredar di Medsos, Plt. Bupati Nias Barat: Memalukan!
Sejak akhir September, X menambahkan kata-kata 'sebelumnya Twitter' di deskripsi aplikasinya.
Informasi itu dinilai penting untuk membuat warga 'ngeh' bahwa X tak lain adalah Twitter.
Meski angka download baru X lesu, tetapi versi ringan 'Twitter Lite' justru tumbuh signifikan.