WahanaNews.co | Industri manufaktur global salah satunya Levi Strauss & Co mulai memperkerjakan robot untuk memproduksi pakaian jadi.
Kepala proyek di laboratorium Siemens di San Francisco Eugen Solowjow mengatakan sektor pakaian jadi adalah industri bernilai triliunan dolar AS yang hingga kini belum menggunakan otomasi.
Baca Juga:
Serbuan Barang Impor dan Krisis Global, Industri Tekstil RI di Ujung Tanduk
"Pakaian adalah industri bernilai triliunan dolar AS terakhir yang belum terotomatisasi," kata Eugen Solowjow yang telah mengerjakan otomatisasi pembuatan pakaian jadi sejak 2018.
Dikutip dari CNA, Senin (12/12), ide penggunaan robot dilakukan untuk mendapatkan momentum selama pandemi karena rantai pasokan yang kacau menyoroti risiko mengandalkan pabrik yang jauh.
Meski demikian, banyak pelaku usaha pakaian jadi bungkam saat disinggung tentang rencana penggunaan otomasi. Sebab, rencana otomasi jelas menimbulkan kekhawatiran pekerja di negara berkembang.
Baca Juga:
Pamer Teknologi Perang, Israel Turunkan Robot Pembunuh di Gaza
Jonathan Zornow, yang telah mengembangkan teknik untuk mengotomatisasi beberapa bagian pabrik jin, mengatakan bahwa dia telah menerima kritik online dan satu ancaman pembunuhan.
Sementara itu, seorang juru bicara Levi's mengonfirmasi perusahaannya berpartisipasi dalam fase awal proyek otomasi, tetapi menolak berkomentar lebih lanjut.
Dalam proyek otomasi tersebut, Siemens bekerja sama dengan Advanced Robotics for Manufacturing Institute di Pittsburgh, yang didanai oleh Departemen Pertahanan untuk membantu pabrikan lama menemukan cara menggunakan teknologi baru.
Mereka mengidentifikasi startup San Francisco dengan pendekatan yang menjanjikan untuk masalah floppy fabric.
Alih-alih mengajari robot cara menangani kain, perusahaan rintisan bernama Sewbo Inc., mengeraskan kain dengan bahan kimia sehingga dapat ditangani lebih seperti bemper mobil selama produksi.
Setelah selesai, pakaian jadi dicuci untuk menghilangkan zat yang kaku.
"Hampir setiap potongan denim dicuci setelah dibuat, jadi ini cocok dengan sistem produksi yang ada," kata Zornow, penemu Sewbo.
Upaya penelitian ini akhirnya berkembang hingga mencakup beberapa perusahaan pakaian, termasuk Levi's dan Bluewater Defense LLC pembuat seragam militer kecil yang berbasis di AS.
Mereka menerima hibah US$1,5 juta dari Institut Robotika Pittsburgh untuk bereksperimen dengan teknik tersebut.
Upaya lainnya seperti dilakukan Software Automation Inc, sebuah perusahaan rintisan di Georgia, yang telah mengembangkan mesin yang dapat menjahit kaus dengan menarik bahannya ke atas meja yang diperlengkapi secara khusus. [rgo]