Poin-poin dalam SLA penting sekali karena dalam banyak kasus peretasan belakangan ini, pelaku menyerang titik terlemah yang salah satunya adalah dari sisi vendor, sering disebut dengan supply chain attack.
Artinya, assessment dalam memulai develop sistem harus sangat memprioritaskan keamanan siber sehingga mendapatkan produk dan vendor terbaik.
Baca Juga:
Makin Mirip Orang, ChatGPT Kini Bisa Bicara dan Mendengar
Data Diincar
Semua peretasan ini mengincar data. Pada tahun 2020 ada 91 juta data Tokopedia, lalu ada data e-HAC Kemenkes, BRI Life, Pertamina-PTC, dan kemarin baru hangat adalah peretasan terhadap BI.
Hal ini menjadi berbahaya karena hampir semua lembaga pemerintah mempunyai data penting dan rahasia. Selain mitigasi, hal yang harus diperhatikan adalah sejak membangun sistem harus ada kesadaran keamanan siber dan faktor keamanan menjadi prioritas.
Baca Juga:
Banyak Perusahaan Khawatir Dengan Penyebaran Malware Bikinan AI
Oleh sebab itu, penyelenggara sistem elektronik (PSE) yang mengalami peretasan serta kebocoran wajib transparan kepada masyarakat.
Pada kasus peretasan di perbankan, perusahaan swasta nasional, lembaga pemerintah, maupun BUMN, sejak awal mereka harus menyadari bahwa data ini penting.
Artinya, harus dilindungi tidak hanya dari peretas, tetapi juga dari karyawan mereka sendiri yang punya potensi untuk menyalahgunakan maupun melakukan keteledoran.