"Transisi dari bahan bakar fosil jelas belum terjadi di tingkat global, tetapi laporan kami menyoroti bahwa ada 22 negara yang telah menurunkan emisi mereka secara signifikan." ucap Le Quéré.
Secara keseluruhan, kenaikan emisi bahan bakar fosil tahun ini didorong oleh peningkatan penggunaan gas sebesar 2,4 persen, terutama di China, serta kenaikan pembakaran minyak sebesar 0,9 persen yang dipicu oleh lonjakan perjalanan udara internasional.
Baca Juga:
PLN Nusantara Power Siapkan Dana Modifikasi Cuaca Tiap Tahun
Sementara itu, dampak El Niño pada 2023-2024 turut memperburuk kebakaran hutan dan meningkatkan emisi karbon dari deforestasi terutama di wilayah seperti Brasil dan Indonesia.
Peneliti juga memperkirakan pada 2024 tingkat karbon di atmosfer akan mencapai 422,5 ppm, atau 52 persen lebih tinggi dari level pra-industri.
Dengan berlanjutnya kenaikan emisi, para ilmuwan memperkirakan bahwa ambang batas pemanasan global 1,5°C kemungkinan akan terlampaui dalam waktu enam tahun jika emisi tidak segera ditekan.
Baca Juga:
PLN Nusantara Power Siapkan Dana Modifikasi Cuaca Tiap Tahun
"Ada perasaan bahwa puncak emisi CO2 fosil global sudah dekat, tetapi hal itu masih sulit dipahami," kata Dr. Glen Peters, yang juga bekerja di Pusat Penelitian Iklim Internasional.
"Dunia terus mencari cara untuk membakar lebih banyak bahan bakar fosil," tambahnya.
[Redaktur: Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.