"Dalam logika saya, bumi bukanlah bumi yang kita ketahui saat ini sebelum terjadi pembentukan bulan," ia menjelaskan.
Salah satu cara yang bisa dicoba untuk mengetahui usia pembentukan bulan adalah meneliti batu tertua di satelit itu. Batu di bulan bisa lebih awet dan terawat ketimbang batu di Bumi, sebab tak melalui proses lempeng tektonik yang menyebabkan partikel meleleh dan mengalami perubahan permukaan.
Baca Juga:
Pisah Sambut Kajari Samosir: Estafet Kepemimpinan di Bumi Ulos
Dalam misi Apollo 14, setelah dikalkulasi dan dikoreksi, ilmuwan mengatakan bulan terbentuk sekitar 4,51 miliar tahun lalu. Namun, ada periode waktu antara partikel bertabrakan, menyatu, mendingin, dan berubah bentuk.
Lapen mengatakan masih ada jeda waktu tak pasti selama 50 juta tahun. "Memastikan tanggal pasti untuk pembentukan bulan sangat menantan," ujarnya.
Dalam skala waktu manusia, ketidakpastian 50 juta tahun itu memang sangat besar. Namun, dalam skala waktu planet, perbedaan miliaran tahun sebenarnya masih wajar.
Baca Juga:
Pesawat Antariksa China dalam Perjalanan Pulang ke Bumi, Bawa Sampel Sisi Jauh Bulan
Kendati begitu, para ilmuwan masih belum selesai. Lapen optimis masih banyak kesempatan untuk menemukan pengukuran usia bumi yang lebih akurat. [tum/cnbc Indonesia]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.