WahanaNews.co | Teleskop Luar Angkasa Kepler NASA yang sudah stop beroperasi pada 2018 lalu ternyata sempat mengidentifikasi planet kembar.
Planet kembar yang terletak di luar Tata Surya atau exoplanet ini diberi nama Kepler-138c dan Kepler-138d.
Baca Juga:
2 Astronaut Terdampar di ISS, NASA Pastikan Mereka Baru Pulang Tahun Depan
Kedua planet tersebut mengorbit sebuah bintang yang terletak sekitar 218 tahun cahaya dari Bumi di konstelasi Lyra.
Data planet kembar yang didapatkan pada tahun 2014 itu, kemudian menarik perhatian para ilmuwan dan membuat mereka melakukan pengamatan ulang dengan menggunakan Teleskop Luar Angkasa Hubble dan Teleskop Luar Angkasa Spitzer.
Pengamatan ulang terhadap kedua planet itu diharapkan dapat lebih memahami planet kembar itu terbentuk dari apa.
Baca Juga:
NASA Berhasil Rekam Citra 'Lukisan' van Gogh di Langit Planet Jupiter
"Kami sebelumnya berpikir bahwa planet yang sedikit lebih besar dari Bumi adalah bola logam dan batu besar sehingga kami menyebutnya Bumi super," ungkap Bjorn Benneke, astrofisikawan planet di Universite de Montreal di Kanada.
Akan tetapi setelah melakukan pengamatan ulang, seperti dikutip dari Space, Jumat (16/12/2022) peneliti justru menemukan hal yang mengejutkan. Kedua planet ini kemungkinan mengandung air.
"Kami sekarang dapat menunjukkan bahwa kedua planet memiliki sifat yang berbeda. Sebagian besar dari seluruh volumenya kemungkinan terdiri dari air. Ini adalah pertama kalinya kami mengamati planet yang dapat dengan yakin diidentifikasi sebagai dunia air, sejenis planet yang sejak lama menjadi teori para astronom," kata Benneke.
Syarat planet layak huni adalah berada di zona layak huni.
Meski menduga planet tersebut terdiri dari air, namun astronom belum bisa memastikan secara pasti apakah planet-planet tersebut memang berair.
Peneliti baru bisa menghitung kepadatan setiap planet, yang masing-masing memiliki sekitar 3 kali volume Bumi, tetapi hanya dua kali massanya. Hal tersebut membuat planet kembar itu kurang padat dari Bumi.
Kepadatan yang rendah itu menunjukkan bahwa sedikitnya setengah dari setiap planet terdiri dari sesuatu yang lebih berat daripada hidrogen dan helium dari gas raksasa, tetapi lebih ringan dari batuan.
Sehingga membuat planet-planet ini ada kemungkinan mengandung air di dalamnya.
Peneliti pun menyebut, bahwa kedua planet ini mungkin mirip dengan satelit es yang terdapat di luar Tata Surya, yang dapat menyembunyikan lautan air cair di bawah cangkang es dan di atas inti berbatu.
"Dua planet itu seperti satelit kaya air yang mengorbit Jupiter dan Saturnus Europa atau Enceladus, yang berukuran lebih besar," papar Caroline Piaulet, penulis utama studi.
Peneliti berharap planet Kepler-138 tak menjadi yang terakhir menawarkan misteri semacam ini.
Saat instrumen dan teknik lebih maju lagi, bukan tak mungkin peneliti akan menemukan dan mempelajari planet yang jauh dari bintangnya, termasuk lebih banyak dunia air lagi.
Penelitian tentang planet kembar mengandung air ini telah dipublikasikan di jurnal Nature Astronomy. [eta]