WahanaNews.co | Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah dan Universitas Negeri
Jakarta (UNJ) bekerjasama dalam implementasi "merdeka belajar" di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK).
Kepala Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FITK
UIN Syarif Hidayatullah, Didin, mengatakan, "kampus merdeka" mempunyai dasar yang baik.
Baca Juga:
Mantan Kepala BIN Indonesia Tegaskan Pramuka Tetap jadi Ekstrakurikuler Wajib
Ia menjelaskan, di
dalamnya terdapat sudut pandang teori psikologi humanistik, psikologi positif,
dan mengarah pada belajar secara otonom. Belajar secara otonom adalah konsep
mengartikan mahasiswa belajar bertanggung jawab untuk pembelajaran dirinya
sendiri.
Didin menjelaskan, setiap mahasiswa
memiliki peran dan kondisi tersendiri. Kampus merdeka, menurutnya, memberikan hak kepada
mahasiswa untuk melakukan kegiatan di luar kampus, seperti magang,
proyek di desa, pertukaran pelajar, penelitian, hingga kegiatan wirausaha.
"Adanya
pergeseran paradigma pendidikan dari transaksional menuju kritis transformatif.
Hal tersebut mengubah objek didik menjadi subjek didik. Hal tersebut memiliki
kuncinya tersendiri yaitu kritis, kreatif dan inovatif," kata Didin, dalam
keterangannya, Rabu (14/10/2020).
Baca Juga:
Soal Kelebihan Tunjangan Guru Rp23 T Era Anies Mendikbud, Kemenkeu Angkat Suara
Program kampus merdeka
disebut mengedepankan karakter Pancasila. Tak hanya itu saja, diperlukan pula
lingkungan belajar yang sesuai dengan kebutuhan kompetensi di masa mendatang
dimana dapat dimulai dari kemerdekaan kurikulum dengan disertai fondasi yang
kuat.
Sementara itu, untuk membangun kompetensi yang dibutuhkan secara rinci, kurikulum juga perlu dibarengi dengan kebebasan
belajar yang berkaitan dengan pesatnya perubahan dunia.
Dengan lingkungan
belajar yang mendukung, maka para mahasiswa dapat mengembangkan kreativitas dan
inovasinya.
Rektor UNJ, Komarudin, menjelaskan, semangat
merdeka seharusnya tidak hanya menjelang kemerdekaan dan saat kemerdekaan saja.
Semangat kemerdekaan harus terus bergulir, membesar, dan harus dijalankan
bersamaan dengan semangat kemandirian dan berdaulat.
"Perkawinan ini
diharapkan akan terus berlanjut karena ini sesuai dengan kebijakan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan bahwa kebijakan merdeka belajar kampus merdeka
berimplikasi pada kolaborasi perguruan tinggi dalam berbagai bidang," kata
dia.
Komarudin menambahkan
dengan kebijakan baru yaitu merdeka belajar kampus merdeka, maka ada penguatan
yang terjadi. Bukan hanya pada sisi merdeka, tetapi juga membangun kemandirian
dan kedaulatan bangsa. Oleh karena itu, program ini harus diimplementasikan
dengan sebaik-baiknya. [qnt]