Sampai dia bisa untuk membentuk dewan moderasi konten dengan sudut pandang yang sangat beragam.
Dia juga menanggapi akun Twitter bernama Catturd, yang mengeluh tentang larangan bayangan dan kehilangan pengikut, bahwa dia akan "menggali lebih banyak."
Baca Juga:
Menunggu Penantian Perubahan Merek Twitter.com Jadi X.com
Musk sebelumnya mengatakan bahwa dia ingin menghapus larangan permanen pada platform.
Peningkatan ujaran kebencian semakin memicu kekhawatiran bahwa upaya Twitter selama bertahun-tahun untuk membersihkan platformnya dapat dilakukan Musk.
Apalagi, dia telah memecat eksekutif kebijakan puncak perusahaan, Vijaya Gadde, yang memainkan peran sentral dalam membentuk aturan konten perusahaan.
Baca Juga:
Netizen Sebut Mahfud MD Tak Bisa Bedakan Lebah Madu dan Tawon
"Bahayanya di sini adalah bahwa atas nama 'kebebasan berbicara', Musk akan memutar balik waktu dan membuat Twitter menjadi mesin kebencian, perpecahan, dan informasi yang salah tentang pemilu, kebijakan kesehatan masyarakat, dan urusan internasional yang lebih kuat. Ini tidak akan cantik," kata Paul Barrett, wakil direktur Pusat Bisnis dan Hak Asasi Manusia Stern NYU dalam sebuah pernyataan. [Tio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.