WahanaNews.co | Pengadilan Moskow pada Selasa mengatakan telah mendenda Amazon.com Inc 4 juta rubel (Rp 1 miliar) karena gagal menghapus konten terlarang yang berkaitan dengan penggunaan narkoba dan bunuh diri.
Ini adalah hukuman pertama di Rusia untuk raksasa teknologi asal AS itu.
Baca Juga:
Perbaiki Layanan Publik, Kemen-PANRB Ajak Mahasiswa Berpartisipasi
Rusia telah mendenda perusahaan teknologi asing lainnya karena tidak menghapus konten, bagian dari apa yang dikatakan para kritikus adalah kampanye oleh Kremlin untuk membatasi pengaruh perusahaan teknologi Barat, terutama sejak Moskow mengirim angkatan bersenjatanya ke Ukraina.
Pengadilan Distrik Tagansky mengatakan telah mendenda Amazon 4 juta rubel dalam dua kasus terpisah, meskipun pernyataannya tidak merinci apa itu.
Mereka juga mendenda layanan streaming Amazon Twitch 8 juta rubel, juga karena tidak menghapus konten yang dilarang.
Baca Juga:
Mulai 30 September Google Setop Akses ke Aplikasi, Apa Dampaknya?
Kantor berita Interfax melaporkan bahwa denda Amazon menyangkut konten tentang distribusi obat-obatan dan informasi tentang cara bunuh diri.
Amazon sendiri tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Twitch telah didenda sebelumnya, karena menyelenggarakan wawancara video dengan Oleksiy Arestovych, penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, yang menurut Moskow berisi informasi "palsu".
Pada Selasa, 18 Oktober, kantor berita Rusia, TASS, melaporkan bahwa salah satu dari dua hukuman 4 juta rubel untuk Twitch berkaitan dengan siaran wawancara baru dengan Arestovych, yang dilakukan oleh seorang pengacara Rusia yang telah ditetapkan sebagai 'agen asing'.
Twitch tidak menanggapi permintaan komentar, tetapi TASS mengutip pengacara Twitch yang mengatakan bahwa video yang menyinggung telah dihapus pada saat kasus dipertimbangkan oleh pengadilan.
Meta Platforms Inc. pernah dinyatakan bersalah melakukan "kegiatan ekstremis" dan jejaring sosialnya Facebook dan Instagram dilarang, sementara Google Alphabet (GOOGL.O) telah didenda karena serangkaian dugaan pelanggaran dan anak perusahaannya di Rusia telah mengajukan kebangkrutan.
Menurut TASS Regulator komunikasi Rusia, Roskomnadzor, pada Selasa lalu juga menuntut agar Google memulihkan akses ke akun YouTube Dewan Federasi, majelis tinggi parlemen. [Tio]