"Wilayah Indonesia dengan kompleksitas tektoniknya, perlu untuk terus memperkuat upaya mitigasi gempa dan tsunami. Ini penting untuk menghadapi kemungkinan terjadinya aktivitas gempa yang berkekuatan besar dan memicu tsunami di masa yang akan datang," terang Daryono.
"Kegiatan sosialisasi dan edukasi mitigasi harus digalakkan hingga masyarakat benar-benar berkapasitas menguasai cara selamat saat terjadi gempa dan tsunami," tambahnya.
Baca Juga:
Normal Fault Kerak Bumi Picu Gempa 5,4 M di Sanana Maluku Utara
BMKG telah mengambil sejumlah langkah tambahan untuk meningkatkan keefektifan sistem peringatan dini tsunami.
Selama tahun 2023, BMKG berhasil mendirikan 95 sensor seismograf baru, sehingga jumlah total sensor seismograf yang dioperasikan oleh BMKG untuk mendukung operasional Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) kini mencapai 533 unit.
Selain itu, untuk memperluas cakupan informasi terkait gempa bumi dan peringatan dini tsunami, BMKG juga telah menambah pemasangan 75 perangkat Warning Receiver System New Generation (WRS NewGen) di wilayah yang rawan terhadap gempa bumi dan tsunami.
Baca Juga:
Gempa Sesar Anjak Langsa Magnitudo 4.4, Guncangan Kuat di Wilayah Perbatasan Aceh-Medan
Sejauh ini, BMKG telah berhasil memasang 500 WRS NewGen, yang berfungsi sebagai sarana penyebaran informasi terbaru secara efektif.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.