Sesar Naik Flores yang juga dikenal dengan Patahan Naik Busur Belakang Flores atau Flores Back Arc Thrust adalah zina sesar yang memanjang dari timur laut Pulau Bali hingga utara Laut Flores.
Sebutan Flores Back Arc Thrust merujuk pada lokasinya yang berada di utara atau di bagian belakang zona subduksi Lempeng Indo-Australia yang ada di bagian selatan.
Baca Juga:
Soal Bahaya Megathrust, BMKG Ingatkan Lagi Warga Sukabumi
Sementara sebutan Sesar Naik Flores karena zona sesar ini dicirikan dengan mekanismenya yang naik (thrust fault).
Dilansir dari Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017, Sesar Flores terdiri dari beberapa segmen.
Di antaranya segmen Lombok-Sumbawa sepanjang 310 km, segmen Bali sepanjang 84 kilometer, segmen Nusa Tenggara Timur sepanjang 236 kilometer, segmen Wetar sepanjang 216 kilometer, segmen Nusa Tenggara Barat sepanjang 217 kilometer, dan segmen Nusa Tenggara Tengah sepanjang 173 kilometer.
Baca Juga:
BMKG Deteksi 7 Patahan Sesar Aktif Kepung Cianjur
Ilustrasi Sesar Naik Flores.Dok. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Ilustrasi Sesar Naik Flores.
Sesar Naik Flores lebih aktif daripada zona subduksi
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono melalui akun Twitternya pada 15 September 2018 membandingkan aktivitas Sesar Naik Flores di utara dengan zona subduksi yang ada di bagian selatan.
“Mengapa Sesar Naik Flores (Flores Thrust) lebih galak dari aktivitas tumbukan lempeng di selatan?” tulisnya.
Dijelaskan Daryono bahwa Sesar Naik Flores lebih aktif daripada zona subduksi karena tekanan coupling “subduksi landai” dari Flores Thrust ke bawah Kepulauan Sunda Kecil (Bali, NTB, NTT) lebih kuat.