Menurutnya, prioritas penelitian masih merujuk kepada seberapa pentingnya studi di lokasi Danau Toba, menurut para ahli.
"Kita lihat dari sisi teman-teman (arkeolog) ini para pakar, seberapa penting, prioritas mana, itu kan juga ada diskusi tersendiri lah yang saya juga kurang tahu di antara mereka, kenapa itu krusial misalnya," kata dia.
Baca Juga:
Pemkot Semarang dan BRIN Sukses Budidayakan Varietas Bawang Merah Lokananta Maserati
"Yang saya pahami sih biasanya mereka sudah punya studi awal punya indikasi awal oh ini penting nih. Ya masih terlalu dini misalnya. Karena ini kan investasinya cukup besar," sambungnya.
Sebelumnya, Profesor Riset dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Danny Hilman Natwidjaja mengungkap temuan Piramid Toba yang memiliki tinggi hingga 120 meter.
"Bentuknya seperti piramid, meskipun setengah bodi dia menempel ke bukit lapisan Toba tuff (batuan berpori hasil abu vulkanik, red) itu yang umurnya 74 ribu tahun," tuturnya, pekan lalu.
Baca Juga:
Fenomena Langka: Badai Matahari Dahsyat Hantam Bumi, Indonesia Waspada
Namun penemuan bangunan pra sejarah mirip piramid itu menuai kritik dari sejumlah arkeolog. Di antaranya Arkeolog senior Truman Simanjuntak.
Ia mengiritik keras klaim piramida di wilayah Danau Toba itu. Disebutkan kalau sejarah leluhur di Nusantara tak mengenal struktur piramid, termasuk di Suku Batak.