"Piramida itu tidak dikenal leluhur kita. Tidak ada budaya leluhur kita yang membentuk piramida seperti di Mesir itu. Tidak ada," kata Truman.
Peneliti di Center for Prehistory and Austronesian Studies itu menyebut tak mungkin satu budaya tiba-tiba mencuat tanpa terkait budaya di sekitarnya.
Baca Juga:
Bukan Isapan Jempol, BRIN Siap Gaji Talenta Iptek RI Selevel Negara Tetangga
"Jadi ini perlunya belajar kontekstual lokal maupun regional, arkeologi mikro dan makro. Jadi tidak ada budaya tiba-tiba mencuat di suatu wilayah tanpa ada kaitannya dengan wilayah-wilayah di sekitar temuan," tutur Truman.
Soal kemungkinan Piramid Toba berusia puluhan ribu tahun, Truman merespons, "Non sense, tidak ada! [Kebudayaan] Megalitik di manapun tidak ada yang berumur 20 ribu tahun. Paling di Eropa sana 5-6 ribu tahun yang lalu."
"Tidak ada Megalitik berkembang di dunia ini dengan umur segitu, tidak perlu dipertanyakan lagi kalau itu tidak benar," imbuh Truman.
Baca Juga:
Pemkot Semarang dan BRIN Sukses Budidayakan Varietas Bawang Merah Lokananta Maserati
Truman, yang merupakan mantan peneliti di Arkeologi Nasional (Arkenas) itu, menyebut struktur semacam ini banyak ditemui secara alami.
"Jadi kemudian ada lah di media fotonya, kelihatan ada sedikit dataran itu yang ke atas makin menyempit. Namun bentuk seperti itu apakah kita langsung simpulkan piramida?"
Ia kemudian meragukan peneliti penemu struktur menyerupai piramid di Danau Toba itu."Jangan-jangan melihat gunung dari jauh kok kelihatannya seperti piramida, ya enggak bisa begitu," cetus dia.