WAHANANEWS.CO, Jakarta - Cuaca panas ekstrem kembali melanda sejumlah wilayah Indonesia dan memicu perhatian publik karena suhu udara yang menyengat kini mulai dirasakan hampir sepanjang hari.
Per Senin (13/10/2025), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat suhu tertinggi terjadi di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan angka mencapai 36,6 derajat Celcius.
Baca Juga:
Prediksi Mengerikan PBB: Pemanasan Global 2025–2029 Bisa Lampaui Batas Krisis
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menyampaikan pada Selasa (14/10/2025) bahwa kondisi cuaca panas ini diperkirakan masih akan berlangsung selama beberapa pekan karena Indonesia tengah memasuki masa pancaroba dari musim kemarau menuju musim hujan pada Oktober 2025.
Ia menjelaskan bahwa potensi cuaca panas dapat bertahan hingga akhir tahun ini bahkan berlanjut hingga awal 2026 tergantung pada stabilitas atmosfer dan masuknya angin baratan.
"Cuaca panas diperkirakan akan berakhir pada akhir 2025 hingga awal 2026, tergantung stabilitas atmosfer dan masuknya angin baratan," ujarnya menjelaskan.
Baca Juga:
Ilmuwan Prediksi Lonjakan Suhu Ekstrem di Masa Mendatang
Menurutnya, pergeseran posisi Matahari yang kini berada lebih condong ke selatan Indonesia menyebabkan pertumbuhan awan hujan menjadi minim dan membuat sinar matahari terasa lebih terik karena tidak ada lapisan awan yang menahan radiasi.
Minimnya pembentukan awan membuat wilayah selatan Indonesia merasakan panas yang lebih intens dibandingkan wilayah lainnya dan kondisi ini membuat suhu permukaan terasa sangat tinggi di siang hari.
Meski begitu, BMKG mencatat bahwa hampir seluruh daerah di Indonesia diperkirakan akan mulai memasuki musim hujan pada November 2025 dengan puncak hujan terjadi pada Desember, Januari, hingga Februari.
Guswanto menambahkan bahwa sebagian wilayah sebenarnya sudah mulai memasuki musim hujan sejak Agustus 2025, namun karena Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas maka pergeseran musim tidak terjadi secara serentak.
Di tengah tingginya suhu udara, Ketua Tim Kerja Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Ida Pramuwardani, mengimbau masyarakat untuk menjaga kondisi tubuh agar tidak jatuh sakit akibat perubahan suhu ekstrem antara siang dan malam.
Ida menyebut perubahan suhu yang cukup kontras berpotensi menurunkan daya tahan tubuh terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan imunitas rendah.
BMKG menyampaikan sejumlah imbauan bagi masyarakat selama cuaca panas berlangsung, di antaranya menjaga kesehatan tubuh terutama bagi kelompok rentan, mencukupi cairan tubuh dengan rutin minum air putih untuk menghindari dehidrasi, serta membatasi aktivitas di luar ruangan pada siang hari ketika radiasi matahari paling kuat.
Masyarakat juga diminta menggunakan pelindung diri seperti topi, payung, atau tabir surya jika tetap harus beraktivitas di luar ruangan untuk mengurangi risiko gangguan kesehatan akibat paparan sinar matahari langsung.
Selain itu, BMKG mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi hujan yang bisa disertai angin kencang dan petir pada sore hingga malam hari selama masa peralihan musim.
Untuk mendapatkan informasi cuaca yang akurat dan terkini, masyarakat dapat mengakses kanal resmi BMKG melalui situs web maupun aplikasi Info BMKG yang tersedia di Play Store dan App Store.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]