Hasil dari misi DART telah diterbitkan dalam empat paper di jurnal Nature.
Studi pertama melaporkan keberhasilan tumbukan DART dengan asteroid secara rinci, menggambarkan kembali lini masa menjelang tumbukan, lokasi dan sifat tumbukan itu sendiri, serta ukuran dan bentuk Dimorphos.
Baca Juga:
2 Astronaut Terdampar di ISS, NASA Pastikan Mereka Baru Pulang Tahun Depan
Makalah tersebut menyebut tabrakan yang berhasil serta perubahan pada orbit Dimorphos menunjukkan "teknologi penabrak kinetik adalah teknik yang layak untuk mempertahankan Bumi jika diperlukan."
Studi ini juga mencatat bahwa menangkis asteroid seukuran Dimorphos dapat dilakukan tanpa misi pengintaian terlebih dahulu.
Syaratnya, para ilmuwan memiliki waktu beberapa tahun, atau lebih baik lagi beberapa dekade, untuk mempersiapkan diri menghadapi kedatangan asteroid tersebut.
Baca Juga:
NASA Berhasil Rekam Citra 'Lukisan' van Gogh di Langit Planet Jupiter
Dikutip dari LiveScience, studi kedua menggunakan dua metode berbeda untuk mengonfirmasi perlambatan orbit Dimorphos selama 33 menit, sedangkan studi ketiga menghitung momentum yang ditransfer dari wahana DART ke asteroid.
Sementara itu, studi terakhir menjelaskan bagaimana tabrakan DART dan Dimorphos menghasilkan jejak puing-puing berdebu yang terlihat membentang ke angkasa sejauh ribuan kilometer. [tum/cnn indonesia]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.