WahanaNews.co, Jakarta – Kepercayaan masyarakat Tionghoa mengungkap hujan di hari raya Imlek menjadi penanda kemakmuran di sepanjang tahun.
Melansir CNN Indonesia, bukan karena faktor 'hoki', hujan yang kerap melanda berbagai daerah di Indonesia saat Tahun Baru Imlek lebih terkait dengan jadwal musim hujan, terutama bagian barat Indonesia.
Baca Juga:
Pakar Ungkap di 2024 Emisi Karbon Meningkat Lagi, Dampaknya Bikin Ngeri
"Setiap hujan di awal tahun [baru China] diartikan sebagai sinyal ekonomi bagus di tahun tersebut," ujar pakar feng shui Yulius Fang, belum lama ini.
Hal ini terkait dengan sejarah ribuan tahun masyarakat China yang mayoritasnya petani. Tahun Baru Imlek merupakan awal musim semi. Momen ini menjadi saat petani bersyukur karena mampu melalui musim dingin.
Kaum petani yakin, jika hujan turun, maka tandanya kemakmuran panen bisa didapat setahun ke depan.
Baca Juga:
G2C2: Perempuan Muda Hadapi Krisis Iklim
Rizky Wardani, dosen Bahasa Mandarin di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), menjelaskan hujan dalam bahasa Mandarin disebut 'yu'. Pelafalannya mirip dengan 'yu' yang berarti surplus, kenaikan.
Namun, katanya, kepercayaan hujan membawa berkah atau tidak kembali pada keyakinan masing-masing orang.
"Banyak orang memang yang meyakini bahwa hujan sebagai pertanda keberuntungan pada tahun mendatang. Tapi kan kita tahu masyarakat Tionghoa itu cekatan dan kerja keras, sehingga jika mau berusaha ya pasti mendatangkan rezeki," kata dia, terpisah.
Penjelasan BMKG
Agie Wandala Putra, Ketua Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), mengungkapkan Imlek yang jatuh pada Februari bertepatan dengan salah satu momen puncak musim hujan di sebagian wilayah Indonesia.
"Kenapa pada saat Imlek terus hujan. Imlek kapan, Pak? Februari. Kalau case di kita, [Februari] hujan, Pak," ungkap dia, saat ditemui di kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), akhir Januari.
"Kalau bapak balik, misalnya, di Ambon, kebalikan, Pak, malah kering. Bukan berarti kurang rejeki dong ya," selorohnya.
Agie menyebut memang ada kaitan momen Imlek dengan periode aktifnya sejumlah fenomena atmosfer yang mendukung turunnya hujan di Indonesia.
"Memang ada konektivitas, secara langsung, enggak langsung, tapi ketika periode saat ini memang kebetulan Monsun Asia aktif, gelombang tropisnya aktif, dan sebagainya," ujar dia.
"Ini memang periode hujan dengan massa air besar," lanjut Agie.
Jadwal hujan
Untuk Imlek tahun ini, Sabtu (10/2), BMKG memprediksi potensi hujan sedang hingga lebat di sejumlah wilayah.
Khusus Jabodetabek, hujan diprediksi mengguyur Kabupaten Bogor dan Kota Bogor pada saat siang hingga sore di hari Imlek.
Sementara, wilayah DKI Jakarta, Kabupaten Tangerang, Tangerang Selatan, dan Bekasi diprakirakan diguyur hujan ringan pada siang hingga sore hari.
Guswanto, Deputi Bidang meteorologi BMKG, dalam siaran persnya, mengungkap beberapa fenomena atmosfer yang terpantau cukup signifikan dan dapat memicu peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia pada periode ini.
Pertama, Aktivitas Monsun Asia yang mempengaruhi wilayah potensi pembentukan hujan di wilayah Indonesia Bagian Tengah dan Selatan.
Kedua, masih aktifnya gelombang ekuator Rossby dan Kelvin di sekitar wilayah Indonesia bagian tengah dan timur turut memicu pembentukan awan hujan.
Ketiga, terbentuknya pola belokan dan pertemuan angin yang memanjang di wilayah Indonesia bagian Tengah dan Selatan termasuk Sumatra, Jawa, dan Kalimantan sebagai dampak dari penguatan angin Monsun Asia.
[Redaktur: Alpredo Gultom]